Banjir mulai surut, anggaran BPBD Pati ternyata hanya Rp135 juta

photo author
- Kamis, 12 Januari 2023 | 14:50 WIB
Relawan selalu bergerak guna mengirim bantuan ke lokasi bencana banjir Pati.  (Alwi Alaydrus)
Relawan selalu bergerak guna mengirim bantuan ke lokasi bencana banjir Pati. (Alwi Alaydrus)

HARIAN MERAPI - Memasuki hari ke 13 terjadinya bencana banjir Pati, Kamis (12/1/2023), kondisi air mulai menyusut.

Namun di sejumlah titik, seperti Desa Karangowo Kecamatan Jakenan, posisi air banjir di jalan kampung masih setinggi 2 meter, dan di dalam rumah warga 1,5 meter.

Genangan air banjir juga menyebabkan areal pertanian seluas 7.000 hektar terendam air.

Baca Juga: Heboh, Rhoma Irama nyanyikan lagu Butter dari BTS di Indosiar, ini keseruan dan komentar netizen

Sehingga memunculkan kerugian sektor pertanian, mencapai hingga triliun rupiah.

Meskipun wilayah Kabupaten Pati (Jateng) dikenal sebagai daerah rawan bencana, seperti banjir bandang, puting beliung, tanah longsor dan banjir rawa, namun ternyata anggaran penanganan kebencanaan terlalu minim.

Pada APBD 2023, kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) hanya mendapat alokasi anggaran sebesar Rp 135 juta.

"Kami sangat mengapresiasi donasi dari relawan, stakeholder dan masyarakat luas, yang telah membantu para korban banjir," kata Kepala BPBD Pati, Budi Prasetya.

Baca Juga: Heboh KTH Tani Makmur Desa Maitan Pati, oknum pendamping Perhutanan Sosial dilaporkan ke Polisi

Diakuinya, dalam penanganan kebencanaan, BPBD Pati tidak bisa bergerak maksimal.

Selain minimnya anggaran, juga disebabkan SDM yang banyak pensiun, serta sarpas yang terbatas.

"Sarpras BPBD merupakan peninggalan Satkorlak PBA tahun 2012. Selama 10 tahun, tidak ada pembelian sarpras baru," tutur Budi Prasetya.

"Kami akan mengusulkan agar dibelikan empat atau lima perahu yang bisa digunakan dalam penanganan bencana banjir," kata kepala BPBD Pati.

Baca Juga: Grup K-Pop OMEGA X menangkan gugatan terhadap agensi, ini kasusnya

"Akibat banjir rawa 2023 ini, didapatkan 25 KK pengungsi di Juwana, dan 10 KK di Desa Kasiyan Kecamatan Sukolilo," katanya.

"Tapi pengungsi mandiri, atau yang mengungsi kerumah keluarga, jumlahnya jauh lebih banyak" tambah Budi Prasetya.

Banjir rawa di Pati, terjadi tepat pada akhir Desember 2022 lalu.

Sejak kejadian tersebut, memantik ribuan relawan, seperti yang dikoordinir PC NU, PD Muhammadiyah atau organisasi lainnya, memberikan bantuan korban banjir di kecamatan Sukolilo, Kayen, Gabus, Pati kota, Juwana dan Jakenan.

Baca Juga: Tak ada larangan bermain lato-lato di sekolah, ini penjelasan Dispora Jogja

"Sumbangan dari relawan yang dikirim ke korban banjir, jumlahnya mencapai puluhan miliar rupiah," kata seorang relawan, H AB Purwanto.

"Bantuan berupa makanan siap saji, obat-obatan, mie instan, air mineral, jajanan dan ada juga pakaian," tambah relawan, Aris Sukolilo.

Pada Kamis (12/1/2023) tadi pagi, dikabarkan pintu manual 8 Bendung Wilalung Kudus, atau air yang mengarah ke Juana sudah mulai ditutup.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Husein Effendi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

PPDI Merah Putih Ingin Berpatisipasi MBG dan KDMP

Minggu, 21 Desember 2025 | 18:00 WIB
X