HARIAN MERAPI - Kegiatan pelatihan dan pendidikan guru penggerak di Kabupaten Kudus telah usai. Sebanyak 74 Calon Guru Penggerak (CGP) yang mengikuti kegiatan pelatihan itu juga telah mengadakan kegiatan Lokakarya 7 "Panen Hasil Belajar" Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan ke- 5 Kabupaten Kudus, berlangsung di Aula DPRD setempat Kamis (22/12/2022).
Guru penggerak adalah program pendidikan kepemimpinan bagi guru yang bersifat transformasi, merupakan program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang sudah dimulai sejak tahun 2020.
Kepala Dinas Kependidikan, Pemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kudus, Harjuna Widada mengapresiasi kegiatan panen hasil belajar guru penggerak tersebut. Dirinya pun mengaku mendukung kegiatan lokakarya yang diadakan calon guru penggerak.
Baca Juga: Polda DIY terjunkan 2.057 personel dalam Operasi Lilin Progo 2022 sambut Natal dan Tahun Baru
"Kami mengapresiasi acara lokakarya dari guru penggerak ini. Kami sangat mendukung kegiatan itu," ujarnya.
Pihaknya berharap, program ini bisa menginspirasi guru- guru lain di Kabupaten Kudus. Terutama untuk mengikuti program calon guru penggerak. Menurutnya, dari 74 CGP, ada 13 pengajar praktik yang mendampingi. Sehingga, terdapat 13 stand hasil belajar program guru penggerak.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Tiga Jawa Tengah, Sugiyanto pun mengapresiasi dan mendorong kegiatan yang dapat menginspirasi para pendidik untuk menjadi guru penggerak. Ia menyebut guru penggerak di Kabupaten Kudus dinilai cukup antusias.
Baca Juga: Skuad Garuda sudah siap tempur, bertekad tundukkan Kamboja pada laga pertama di SUGBK besok
"Jumlah CGP di Kabupaten Kudus lebih banyak daripada daerah lain seperti Pati dan Rembang. Di Kudus ini yang paling aktif," ungkapnya.
Dengan banyaknya jumlah CGP di Kudus, dinilai mampu meningkatkan pendidikan di wilayahnya. Menurutnya, banyaknya CGP mampu meningkatkan kemandirian pendidikan.
"Banyaknya calon guru penggerak akan memacu jalannya perkembangan pendidikan lebih cepat. Karena banyak guru yang sudah terlatih, ini akan berbeda dengan sekolah yang tidak ada guru penggeraknya," pungkasnya.(*)