DENPASAR, harianmerapi.com - Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) wilayah Bali dr I Gede Putra Suteja mengatakan saat ini tingkat tracing Covid-19 di Bali masih rendah. Ironisnya masih ditemukan individu-individu yang bergejala namun menolak isolasi.
"Realita yang terjadi sekarang adalah tracing rendah, satu pasien positif di-tracing 3-5 orang sedangkan WHO menyarankan 20-30 orang untuk tracing, sehingga ini memang agak berat. Tapi ada juga yang sudah bergejala tidak mau isolasi mandiri maupun terpusat," kata dr Suteja saat diskusi secara virtual di Denpasar, Bali, Rabu (4/8/2021).
Ia mengatakan diketahui bahwa ada 5.600 dokter di Bali, dengan 72 rumah sakit pemerintah maupun swasta serta 120 puskesmas di Bali yang melakukan penanganan Covid-19. Pihaknya menyadari bahwa yang menjadi masalah saat ini adalah tempat isolasi terpusat yang hampir penuh dan terbatas, begitu juga ruang ICU di rumah sakit.
Baca Juga: Buleleng Dominasi Kasus Kematian Pasien Covid-19 Tertinggi di Bali
Dalam situasi saat ini, kata dia tempat isolasi, ruang ICU dan oksigen juga terbatas ketersediaanya. Menurut dia, jumlah alat kesehatan yang ada dengan kebutuhan memang tidak seimbang, sehingga beberapa rekan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan Satgas setempat memesan hingga ke luar daerah Bali.
"Selain persentase tracing rendah, kendala lainnya terjadi di masyarakat yang takut dibawa ke tempat isolasi karena tempatnya jauh. Jadi saya sampaikan bagaimana agar isolasi dalam ruang lingkung banjar atau desa. Kemudian mereka (masyarakat) juga dibantu kebutuhan hariannya," jelasnya.
Menurut dia, dengan menyediakan tempat isolasi dalam ruang lingkup banjar atau desa bisa membantu agar tidak lagi terjadi penolakan untuk isolasi bagi individu yang bergejala. Sehingga tidak lagi terpusat di lingkup kabupaten/kota hingga lintas wilayah.
Baca Juga: Dinas Kesehatan Denpasar Salurkan Vaksin Moderna untuk 10.991 Tenaga Kesehatan RS dan Puskesmas
Selain itu, capaian vaksinasi per Rabu (4/8) yaitu untuk tahap I ada 3.078.858 orang dengan capaian 102,76 persen dan vaksinasi tahap II tercapai 973.329 orang dengan capaian 32,49 persen.
Dari pelaksanaan vaksinasi ini baik tahap pertama maupun kedua tidak ada ditemukan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang berat, karena semua peserta vaksinasi telah melalui masa observasi setelah vaksin.
11 Dokter Meninggal
Dokter Suteja juga mengemukakan, hingga saat ini tercatat ada 11 dokter di provinsi itu yang meninggal karena terkonfirmasi positif Covid-19 dan ada sebanyak 65 orang lainnya menjalani isolasi.
Baca Juga: Catat! Vaksinasi Booster Hanya untuk Tenaga Kesehatan, Tidak untuk Khalayak Umum
"Data di kami ada 11 dokter yang meninggal, empat spesialis dan tujuh orang dokter umum. Hampir sama, namun dokter umum lebih banyak dari spesialis. laki-laki juga lebih banyak dari perempuan. Untuk (dokter) laki-laki ada sembilan orang dan perempuan dua orang. Sekarang teman-teman yang lagi isolasi cukup banyak, terakhir ada 65 orang yang isolasi terpusat maupun dirawat," katanya.