Transisi energi di Indonesia bisa dilakukan dengan memberdayakan G20 dan k eketuaan ASEAN tahun 2023  

photo author
- Selasa, 15 November 2022 | 16:14 WIB
Tangkapan layar - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Selasa (11/10).  (ANTARA/Indra Arief)
Tangkapan layar - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Selasa (11/10). (ANTARA/Indra Arief)

 "Itu saya kira forum yang tepat untuk menagih janji negara maju dan World Bank, hanya masalahnya saat ini sedang krisis global. Bahkan negara maju pertumbuhan ekonominya sangat rendah, sehingga barangkali akan sulit juga kalau harus mengeluarkan dana untuk itu. Yang bisa dilakukan hanya itu. Harus realistis juga karena sekarang masih krisis global," tandasnya.

 Baca Juga: Pengalaman misteri Kardi memimpin KKN di daerah Ciamis, kesurupan setelah dicegat seorang kakek

Meski demikian, Fahmy menilai Indonesia harus mampu memanfaatkan momentum Presidensi G-20 dan Keketuaan ASEAN 2023 untuk meneguhkan komitmen Paris Agreement.

Indonesia bisa menggalang suara dari negara ASEAN dan negara berkembang lain seperti Brasil untuk bersama menyuarakan mitigasi perubahan iklim.

 "Saya kira bisa juga seperti itu atau menguatkan komitmen agar mereka merealisasikan. sebab tanpa bantuan dari negara maju dan World Bank saya kira mustahil negara berkembang, termasuk Indonesia untuk mewujudkan transisi energi," pungkasnya.

Sedangkan Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan harus terus dikejar realisasinya.

 Baca Juga: Anies Baswedan temui Gibran, ada apa ? Ini isi pembicaraannya

“Komitmen bantuan dari negara atau lembaga dunia harus dikejar, jangan hanya jadi sekedar wacana,” kata Mamit saat berbincang hari ini.

Dia menjelaskan, dunia saat ini bergerak pada penggunaan energi bersih.
Namun perlu kerjasama antar semua pihak untuk menuju target Net Zero Emission (NZE).

“Energi terbarukan adalah sebuah keniscayaan, semua sedang menuju kesana. Dan banyak negara G20 berkomitmen untuk menuju NZE, dan concernnya untuk menuju kesana dibutuhkan biaya yang tidak sedikit,” jelas Mamit.

Maka kehadiran investor maupun bantuan dari lembaga dunia mutlak untuk meraih target tersebut.

 Baca Juga: Pengalaman misteri Ismi yang doyan makan, tiba-tiba tiga suwiran daging lenyap dari piring. Siapa yang makan?

Berdasarkan Perjanjian Paris, Indonesia berkomitmen untuk menurunkan Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 29% dengan kemampuan sendiri atau 41% dengan bantuan internasional pada tahun 2030 sesuai Nationally Determined Contributions (NDCs).

Dan untuk Net Zero Emission (NZE) sektor energi ditargetkan akan dicapai pada tahun 2060 atau lebih cepat.

Di Bali, Direktur Bank Dunia Axel van Trotsenburg mengatakan,

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Ada jaksa yang ditangkap dalam OTT KPK di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:15 WIB
X