Harga Cabai Terjun Bebas Rp 5.500 Per Kilo, Petani Bantul Hanya Bisa Pasrah

photo author
- Kamis, 29 Juli 2021 | 19:56 WIB
Saat panen, petani justru mengeluhkan merosotnya harga cabai. (Riza Marzuki)
Saat panen, petani justru mengeluhkan merosotnya harga cabai. (Riza Marzuki)

BANTUL, harianmerapi.com - Para petani cabai di Pesisir Selatan Bantul hanya bisa pasrah ketika harga cabai tidak sepedas jerih payah mereka menanam. Bagaimana tidak, petani hanya bisa menjual cabai merah kepada pengepul seharga Rp 5.500 saja per kilogram. Padahal harga normalnya bisa mencapai Rp 17 ribu tiap kilogramnya.

Ketua Kelompok Tani Dusun Patihan, Gadingsari, Bantul, Martono mengaku tidak bisa berbuat banyak menghadapi kondisi harga cabai tersebut. Dia dan sebagian petani lainnya pasrah dan terpaksa menjual kepada pengepul dengan harga yang mereka sendiri tidak bisa menentukan.

"Jelas kami rugi, untuk menutup ongkos produksi saja tidak cukup," sebutnya, Kamis (29/7/2021).

Baca Juga: Masih Berstatus Honorer, Ribuan Guru di Bantul Berharap Ada Peningkatan Kesejahteraan

Martono menyebut, total luasan lahan pasir yang ditanami cabai mencapai 14 hektar. Sebagian besar ditanami jenis cabai merah imperial. Sementara lahannya sendiri yang ditanami cabai mencapai 3 ribu meter persegi.

"Sebagian sudah waktunya dipanen, sebagian lagi masih umur 38 hari," terangnya.

Ongkos tanam yang tinggi menjadi tanggungan para petani cabai seperti Martono. Untuk biaya panen saja, membutuhkan kuli dengan bayaran mencapai Rp 70 ribu per harinya. Belum untuk bibit, pupuk, dan pengolahan lahannya. Sehingga modal yang sudah dikeluarkan oleh petani sudah cukup tinggi.

Baca Juga: Lagi, Kabupaten Sleman Raih Penghargaan Kabupaten/Kota Layak Anak Tahun 2021

"Kalau harga sudah di bawah Rp 10 ribu (perkilogram) sudah pasti petani rugi," tegasnya.

Penurunan harga cabai merah yang sudah dirasakan pasca Idul Adha ini, diduga imbas dari Pemberlakuan Pengetatan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Pasalnya, banyak cabai yang akhirnya tertahan tidak bisa didistribusikan ke kota tujuan penjualan cabai dari Bantul.

"Kami berharap Pemkab Bantul mengalirkan kabel listrik ke wilayah lahan pasir Patihan. Sehingga biaya untuk penyiraman bisa ditekan," harapnya.

Baca Juga: Bupati Pati Bicara Soal Bantuan Beras: Camat dan Kades Jangan Ganti Data Warga

Pedagang cabai di Srigading, Bantul Lusiantoro membenarkan dugaan penyebab merosotnya harga cabai tersebut. Terlebih PPKM ini terus diperpanjang oleh pemerintah di Jawa dan Bali. Hal ini membuat permintaan pasar terhadap komoditas ini menjadi sepi. Apalagi permintaan dari pasar DKI Jakarta lesu, dipastikan stok tidak mungkin dikirim ke Ibukota dan menumpuk.

"Dulu sebelum PPKM Level 4 saya bisa kirim sepuluh ton, sekarang paling hanya bisa kirim lima ton," tandasnya. *



Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pengangguran Curi Motor Mahasiswa di Warung Kopi

Rabu, 3 Desember 2025 | 08:00 WIB
X