Mereka mencari sendiri lagi tradisional yang akan dibawakan dengan sarana internet.
Untuk sarana dan perlengkapan pentas, katanya, pihak sekolah memberikan tantangan kepada anak untuk memanfaatkan aneka potensi yang dimiliki, sehingga tidak mengeluarkan biaya apapun.
Anak-anak memanfatkan aneka barang bekas untuk alat musik dan daun-daunan untuk aksesori pakaian.
Baca Juga: Nelangsa Samin meratapi tabungan puluhan juta miliknya rusak dimakan rayap
Pentas itu bertujuan untuk mengajak anak untuk mengenal keanekaragaman budaya bangsa Indonesia.
Selain itu, mereka juga diajak untuk kreatif dan bersikap sederhana yakni menampilkan pentas yang menarik dengan memanfaatkan barang yang ada di sekitar.
Dikatakan, pembelajaran proyek khusus itu merupakan implementasi Kurikulum Merdeka yang pertama diselenggarakan di Purworejo.
"Pentas ini yang pertama kali di Purworejo dan harapan kami, anak bisa menerapkan enam profil pelajar Pancasila, yang salah satu poinnya adalah kebhinekaan global," tegasnya.
Pihak sekolah berencana kembali mengimplementasikan proyek khusus lainnya dalam waktu dekat.
Dalam Kurikulum Merdeka Belajar, sekolah dituntut melaksanakan enam proyek khusus dalam setahun.
Proyek khusus itu akan mengambil tema enam profil pelajar Pancasila lainnya, yakni beriman bertakwa dan berahlak mulia, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.***