Jahja juga menyebut permasalahan lain pada UMKM di Indonesia adalah kurangnya pemahaman keuangan dan belum dikelola secara profesional.
"Kurangnya pemahaman keuangan, UMKM kita banyak berbasis keluarga. Belum banyak UMKM yang menggunakan tenaga profesional, keuangan bisnis dan pribadi campur aduk. SDM asal keluarga, ayolah bantu. Padahal begitu UMKM membesar, harus gunakan SDM profesional, pemisahan keuangan bisnis dan pribadi," katanya.
Dia menyebut UMKM yang bisa mengelola bisnisnya secara profesional dan melek digital lebih bisa bertahan di tengah pandemi Covid-19.
Menurut Jahja, perlu upaya khusus untuk membantu jutaan pelaku UMKM di Indonesia dengan melatih SDM agar piawai dalam hal digital, mencoba terobosan untuk berjualan dari daerah menjadi nasional atau bahkan ekspor.
Jahja berharap semua pemangku kepentingan mendorong produk UMKM ke ekosistem digital agar bisa meningkatkan penjualan UMKM. Ketika omzet UMKM tersebut naik, usaha kian berkembang, Jahja meyakini para pelaku UMKM akan mencari kredit pembiayaan. (*)