Pemungutan Suara Sulit Difasilitasi, Pasien d RS Terpaksa Golput

photo author
- Kamis, 18 April 2019 | 06:10 WIB

-
Meski membawa undangan memilih, pasien RSUD Karanganyar terpaksa golput. (Foto: Abdul Alim)

SEORANG pria bertelanjang dada terbaring lemah di sudut ruangan UGD RSUD Karanganyar, Rabu (17/4) siang. Ia memegang selembar undangan memilih atau formulir C6 sambil menatapnya sayu. Jam dinding menunjukkan pukul 13.30 WIB, menandakan waktu pemungutan suara telah lewat.

“Sejak pemilu tahun 1977, baru kali ini saya tidak memilih. Rasane gelo (kecewa),” kata Sutaryono (65) asal Perum Saraswati, Desa Gaum, Tasikmadu.

Surat undangan memilih itu dikantonginya kembali ke saku kemeja yang belum lama dilepasnya untuk keperluan dokter memeriksa. Formulir C6 bersama selembar kertas tertoreh spidol biru, dibawanya serta saat masuk ke ruang UGD pada Selasa (16/4) malam. Bagi dirinya, itu modal penting memberikan suaranya di Pileg dan Pilpres 2019.

“Sebenarnya, TPS hanya dua kilo dari sini. Tapi apa daya. Di sini juga sepertinya enggak ada TPS keliling. Sudah saya catat semua yang akan dipilih. Mulai presiden dan caleg berikut nomor urutnya, agar tidak lupa,” kata pria yang didiagnosa menderita penyakit gula ini.

Ia sendirian. Istrinya pamit ke TPS di kampungnya. Sedangkan putra putrinya juga ke TPS masing-masing. Kondisi terpaksa golput alias tidak bisa mencoblos dialami pula warga Ngringo, Jaten, Suparti (80). Ia muntah-muntah dan mengeluh pusing sejak Sabtu (13/4). Akhirnya ia dirujuk ke RSUD bertepatan jam buka TPS.

“Uwis, ora usah ngurusi kuwi dhisik. Kesehatane luwih penting,” ujar putri Suparti bernama Sumiyati (45) saat menegur ibundanya.

Sumiyati mengatakan, ibundanya itu kecewa karena tak bisa mencoblos.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: admin_merapi

Tags

Rekomendasi

Terkini

PPDI Merah Putih Ingin Berpatisipasi MBG dan KDMP

Minggu, 21 Desember 2025 | 18:00 WIB
X