Menalang, Anak Rimba yang punya keinginan kuat untuk bersekolah

photo author
- Sabtu, 6 Agustus 2022 | 13:40 WIB
Fasilitator KKI Warsi saat memberikan pendidikan kepada anak anak orang rimba atau Suku Anak Dalam (SAD) di Jambi, Jumat (5/8/2022).  (FOTO ANTARA/HO-Warsi)
Fasilitator KKI Warsi saat memberikan pendidikan kepada anak anak orang rimba atau Suku Anak Dalam (SAD) di Jambi, Jumat (5/8/2022). (FOTO ANTARA/HO-Warsi)

HARIANMERAPI.com - Menalang (9) sudah berada di kantor lapangan Komunitas Konservasi Indonesia Warsi (KKI Warsi) Desa Bukit Suban, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi, pagi hari itu.

Menalang bersiap menagih janji Jauharul Maknun dan Alfania Diva, dua fasilitator pendidikan KKI Warsi untuk mengajak belanja kebutuhan sekolah.

Menalang ingin membeli sepatu baru untuk persiapan masuk SD 191 Pematang Kabau, Kecamatan Air Hitam dan dia serta banyak anak lainnya kadang tinggal dan bermalam di kantor lapangan KKI Warsi.

Baca Juga: Hasil pemeriksaan laboratorium negatif, Kemenkes : belum ada kasus cacar monyet di Indonesia

Mereka sudah menganggap KKI Warsi sebagai rumah singgahnya dan kedua fasilitator pendidikan Warsi itu sudah dianggap keluarga, di mana urusan terkait pendidikan dan sekolah dititipkan orang tua mereka kepada fasilitator tersebut.

Menalang adalah satu di antara banyak anak yang dijembatani Warsi untuk menempuh pendidikan formal. Per Juli 2022, terhitung ada sebanyak 117 anak rimba atau anak dari Suku Anak Dalam (SAD) yang menempuh pendidikan di berbagai jenjang, di antaranya SD sebanyak 90 orang, SMP 18 orang, SMA delapan orang dan satu orang kini di perguruan tinggi.

"Sementara itu, sebanyak 284 orang mendapatkan pendidikan nonformal dari Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Bunga Kembang melalui Program Keaksaraan Dasar dan Keaksaraan Usaha Mandiri atas dukungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," kata Jauharul Maknun.

PKBM merupakan lembaga pembelajaran yang dikembangkan KKI Warsi untuk kelompok dewasa dengan fokus keaksaraan dasar dan kecakapan hidup, pendidikan untuk orang rimba memang masih belum terlalu lancar.

KKI Warsi adalah sebuah lembaga nirlaba yang melakukan kegiatan pendampingan masyarakat di dalam dan sekitar hutan. Wilayah kegiatannya meliputi Sumatera, Kalimantan dan Papua.

Baca Juga: Prediksi Manchester United vs Brighton di pekan perdana Liga Premier Inggris, Ronaldo jadi pemain cadangan

KKI Warsi didirikan pertama kali sebagai lembaga jaringan dengan nama Yayasan Warsi (Warung Informasi Konservasi) berkedudukan di Jambi pada bulan Desember 1991.

Semi nomaden

Ada banyak faktor yang menyebabkan pendidikan anak orang rimba masih membutuhkan perhatian dan dukungan lebih yakni pertama karena orang rimba adalah kelompok masyarakat adat yang tinggal di dalam hutan dan perkebunan dengan pola hidup "semi nomaden" dengan adat budaya yang spesifik.

Kehidupan semi nomaden merupakan pola kehidupan yang berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain, tetapi sudah disertai dengan kehidupan menetap sementara

Dengan pola hidup ini orang rimba, pertama masih jauh dari jangkauan pendidikan formal. Kedua karena masih lemahnya kemampuan dan keinginan untuk menggapai pendidikan yang lebih baik, dan ketiga karena adanya ketidaksamaan budaya antara orang rimba dan masyarakat luas seperti misalnya ritual-ritual keagamaan yang merujuk kepercayaan nenek moyang, yakni berpindah tempat ketika ada kematian dan pola hidup lain yang berbeda dengan masyarakat di sekitar mereka.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Sumber: Antara

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X