SLEMAN, harianmerapi.com - Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, melakukan panen raya beras organik yang menerapkan sistem pertanian presisi di Polangan, Sumberharjo, Prambanan, Sleman, Rabu, (22/6/2022).
Kegiatan tersebut merupakan program kolaborasi antara Telkomsel DFE dan Koperasi Milenial Petani Kreatif Yogyakarta (Kompakyo) serta didukung oleh sejumlah instansi terkait.
Dalam sambutannya Danang Maharsa berharap, dengan adanya sistem pertanian presisi yang digagas oleh Telkomsel DFE dan Kompakyo ini semakin menggugah para generasi milenial untuk bertani.
Baca Juga: PSS Sleman Tambah Intensitas Latihan Jelang Lawan PSIS Semarang di Piala Presiden 2022
Menurutnya, generasi milenial dapat lebih mudah mengoperasikan teknologi yang ada dalam sistem pertanian presisi ini, sehingga diharapkan hasilnya bisa lebih optimal.
"Saat ini di Sleman mayoritas usia petani di atas 50 tahun. Maka dengan adanya pertanian presisi ini dapat menggugah para generasi milenial untuk mencintai pertanian," ujarnya.
Adrian Leo Hadipradata dari Kompakyo menyampaikan bahwa dengan sistem pertanian presisi tersebut, petani semakin dipermudah karena adanya bantuan teknologi.
Baca Juga: Dua Pelaku Pencurian Spesialis Pecah Kaca Mobil Lintas Provinsi Dibekuk Satreskrim Polres Klaten
Diantara teknologi yang digunakan dalam penanaman padi organik tersebut yaitu alat untuk memantau cuaca atau Automatic Weather Station (AWS) dan drone sebagai alat penyemprotan pestisida.
"Lahan organik Kompakyo di Kalurahan Sumberharjo sekarang ini ada 10 hektar. Impian kami lahan tersebut kedepannya dapat mencapai 100 hektar, yang sekaligus dapat menjadi tempat belajar petani milenial dari hulu hingga hilir," imbuhnya.
Baca Juga: Bocah Tewas Tenggelam di Kolam Renang Karanganyar, Luput dari Pengawasan Orangtuanya
Dalam kegiatan tersebut, sebelum dimulainya panen padi organik digelar upacara adat wiwitan. Upacara wiwitan merupakan tradisi masyarakat Jawa pada umumnya sebagai ungkapan rasa syukur sekaligus doa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar diberikan hasil panen yang baik.
Selain itu juga ditampilkan seni teaterikal yang menggambarkan sosok Dewi Sri sebagai penjaga tanaman padi dari serangan hama.*