Buku-buku yang baru-baru ini ditemukan adalah angsuran kedua dan ketiga dari Buku Catatan Transmutasi dan diberi label "B" dan "C."
Baca Juga: Petenis Indonesia Aldila Sutjiati Raih Gelar Juara Ganda Turnamen WTA Coba Colsanitas di Bogota
Darwin menulis "Transmutation Notebooks" pada 1837, ketika dia berusia 28 tahun, tak lama setelah kembali dari perjalanan lima tahun keliling dunia dengan HMS Beagle.
Fitur menonjol dari buku catatan ini adalah sketsa pohon kehidupan yang belum sempurna di buku catatan B yang menunjukkan bagaimana spesies menyimpang dari nenek moyang yang sama dari waktu ke waktu, di atas gambar itu Darwin hanya menulis, "Saya pikir."
Ini terjadi lebih dari 20 tahun sebelum Darwin menerbitkan teori evolusinya dalam buku "On the Origin of Species" pada tahun 1859.
Baca Juga: MotoGP Amaerika Serikat, Mampukan Enea Bastianini Naik Podium?
"Mereka mungkin kecil, hanya seukuran kartu pos, tetapi pengaruh buku catatan itu terhadap sejarah sains tidak dapat dilebih-lebihkan," kata Gardner.
Perpustakaan akan menyatukan kembali buku catatan yang sempat hilang itu dengan Arsip Darwin lainnya di Perpustakaan Universitas Cambridge, di samping arsip ilmuwan terkenal lainnya, seperti Sir Isaac Newton dan Stephen Hawking.
Ketiga ilmuwan itu juga dimakamkan tepat di sebelah satu sama lain di Westminster Abbey di London.
Baca Juga: Puan Maharani : Pengusaha Harus Bayar THR Sesuai Ketentuan yang Berlaku
Masyarakat dapat melihat buku catatan tersebut saat dipamerkan sebagai bagian dari pameran "Darwin in Conversation" yang menampilkan surat-surat dan buku catatan Darwin di Perpustakaan Universitas Cambridge pada bulan Juli.
Pameran juga akan dipindahkan ke Perpustakaan Umum New York pada tahun 2023. Salinan digital dari dua buku catatan, B dan C, dapat dilihat secara online.
Polisi terus menyelidiki hilangnya buku catatan tersebut, tetapi saat ini, tidak ada petunjuk siapa yang mencuri buku catatan tersebut atau di mana mereka selama 20 tahun terakhir.*