harianmerapi.com – Bencana hidrometeorologi akhir-akhir ini makin sering melanda di berbagai daerah. Perubahan iklim dituding sebagai biang penyebabnya.
Bencana hidrometeorologi seperti banjir bandang, tanah longsor, hujan lebat disertai kilat dan petir, siklon tropis, gelombang tinggi, hingga hujan es hingga kekeringan berpanjangan.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, menjelaskan perihal bencana hidrometeorologi tersebut, berikut sebab dan akibatnya.
Baca Juga: Pemberhentian Dokter Terawan, Komisi IX DPR Kembali Panggil PB IDI
Menurut Dwikorita, Indonesia berada di antara persilangan dua samudra dan dua benua, serta merupakan negara kepulauan dengan topografi yang sangat beragam.
Hal itu membuat cuaca dan iklim di Indonesia sangat dinamis dan kompleks.
Dinamika dan kompleksitas ini makin diperumit dengan terjadinya perubahan iklim.
Dan, perubahan iklim inilah yang kemudian menjadi faktor penguat mengapa cuaca ekstrem makin sering terjadi di Indonesia.
“Situasi ekstrem ini ketika bertemu dengan kerentanan lingkungan, mengakibatkan bencana hidrometeorologi seperti banjir bandang, angin puting beliung, dan tanah longsor serta kebakaran lahan,” kata Dwikorita dikutip dari laman bmkg, Selasa (5/4/2022).
Baca Juga: Kembangkan Pupuk dengan Bahan Kulit Buah, Tim UKDW Yogyakarta Menangkan Scranton Essay Contest
Menurut Dwikorita, perubahan iklim juga telah memporak-porandakan keteraturan iklim dan cuaca di Indonesia.
Juga berdampak serius pada keberlanjutan sektor pertanian dan perikanan.
“Dan, itu bisa berujung pada ancaman terhadap ketahanan pangan di Tanah Air kita,” katanya.
Sementara itu Sekretaris Jenderal World Meteorological Organization (WMO), Prof Petteri Taalas, mengungkapkan dampak perubahan iklim sudah sangat terlihat melalui cuaca yang lebih ekstrem di seluruh belahan dunia.