Nasib Tragis Kakak-Adik Ditelan Ombak

photo author
- Jumat, 1 April 2022 | 11:00 WIB
Ilustrasi (dok harian merapi)
Ilustrasi (dok harian merapi)



NASIB adik-kakak, Ivander Tristan Zahwan (9) dan Oktafiansah Ramadan Zahwan (18), warga Gedongkuning, Kotagede Yogya sungguh tragis. Keduanya ditelan ombak Pantai Glagah saat air pasang.

Awalnya sang kakak berhasil meraih tangan adiknya yang terseret ombak hingga ke bibir pantai, namun upayanya gagal, genggaman terlepas dan keduanya berpisah, bahkan sama-sama terseret ke selatan hingga diduga masuk palung laut.

Peristiwa anak ditelan ombak di Pantai Selatan bukan sekali ini terjadi, sudah banyak kasus seperti itu. Bedanya, biasanya korban terseret ombak karena mandi di laut yang notabene masuk zona larangan.

Baca Juga: Hyun Bin dan Son Ye Jin Resmi Jadi Suami-Istri, Ayah SYJ: Selamat Datang di Keluarga Kami, Nak!

Namun Ivander tidak mandi di laut, melainkan sedang duduk-duduk di tepi pantai. Tiba-tiba datang ombak besar dan terlambat untuk lari, hingga sang kakak berusaha menolong namun gagal, hingga keduanya tidak terlihat lagi karena ditelan ombak.

Jadi, duduk-duduk di tepi pantai pun sangat membahayakan karena bisa saja tiba-tiba datang ombak besar yang siap menerkamnya.

Karena itu BMKG sudah berulang kali mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati ketika berada di pantai, karena ombak sedang tinggi. Begitu pula dengan nelayan pencari ikan, mereka harus bertaruh nyawa berada di tengah laut.

Baca Juga: Hyun Bin dan Son Ye Jin Resmi Menikah, Beritanya Trending Di Mana-Mana, Tagar BinJinWedding Trending Worldwide

Untuk itulah masyarakat sebelum berwisata pantai hendaknya mempersiapkan diri dengan baik, termasuk menyediakan peralatan keamanan di pantai, seperti pelampung dan sebagainya. Terkadang wisatawan malu kalau harus membawa pelampung. Namun itulah cara paling aman ketika tiba-tiba gelombang besar menerkam.

Kalau memang tak mau membawa alat pengaman, sebaiknya menjauh dari air, karena datangnya gelombang besar acap sulit diprediksi. Lebih baik menepi dan jauh dari bibir pantai.

Sedang menyangkut rambu-rambu peringatan bahaya, kiranya harus diperbaiki atau dipasang kembali karena sudah banyak yang rusak, bahkan hilang.

Baca Juga: Proses Pemberhentian Dokter Terawan Sejak 2018, Ketua MKEK IDI : Profesional Attitude adalah Etika Kedokteran

Papan peringatan larangan mandi di laut misalnya, kini jumlahnya menyusut dan belum diganti. Padahal, kelihatannya sederhana, namun ini penting guna mengingatkan pengunjung agar tidak nekat mandi di laut.

Sementara di Pantai Glagah Kulonprogo agaknya kondisinya agak berbeda dengan pantai lainnya. Duduk-duduk di tepi pantai ternyata bisa jadi malapetaka, karena tanpa disadari gelombang tinggi datang menyeretnya hingga masuk ke palung laut.

Biasanya kalau sudah masuk palung laut, nyawa korban sulit ditolong, bahkan SAR pun kesulitan menolong korban. (Hudono)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

PPDI Merah Putih Ingin Berpatisipasi MBG dan KDMP

Minggu, 21 Desember 2025 | 18:00 WIB
X