“Olah rogo bagaimana raga dijaga supaya tidak menurun tetap sehat, olah jiwo yakni dimasa tuanya mendapatkan ketenangan dengan mengajak lansia mendekatkan diri pada sang Pencipta."
"Selanjutnya olah roso, walaupun lansia kita menganut preventif produktif. Sehingga lansia tidak menjadi beban."
"Caranya dengan mengajari mereka lebih produktif seperti membuat jahe instan, gula jahe, dan krupuk. Kita namakan ini Tiga Ranah, sama dengan Pondok Pesantren lain tapi ini lansia,” jelas Ustaz Solikhin.
Sementara Pekerja Sosial Ahli Muda Rehabilitasi Sosial Anak dan Lansia Dinsos Jateng, Heksa Sari Ratna Dewi mengapresiasi upaya Dompet Dhuafa bersama pesantren lansia, yang diharapkan bermuara pada kesejahteraan bagi lansia.
“Dengan networking ini kita akan sangat terbantu. Tidak hanya pemerintah saja, melainkan banyak pihak memiliki pandangan yang sama untuk lebih memuliakan dan memebrdayakan para lansia."
Baca Juga: Enam Faktor Penghambat Komunikasi Efektif, Salah Satunya Hambatan Sosiologis
"Apalagi dengan updating data yang dimiliki akan sangat membantu pemerintah lebih fokus pada pemberian bantuan kepada lansia itu sendiri,” kata Heksa.
Saat ini jumlah lansia di Jawa Tengah, lanjut Hexa, dari data Dinsos Jateng 2021, ada sekitar 91 ribu orang tersebar di Jateng. Jumlah ini tertinggi se Indonesia.
Pada peluncuran Jaringan Nasional Volunteer Lansia Indonesia, para Lansia dibekali pelatihan hidroponik sebagai upaya pemberdayaan lansia dan peluang bisnis lain bersama Dinas Pertanian. *