Sementara itu, Putin telah memberikan serangkaian jaminan keamanan, yang dia ingin AS dan NATO bertemu.
Termasuk melarang Ukraina dan negara-negara bekas Soviet lainnya bergabung dengan aliansi 30-anggota dan menarik kembali pasukan dari Eropa Timur.
Baca Juga: Dita Karang Akui Berdarah Purworejo, Ini Biodata dan Fakta Seputar Member Secret Number Itu
Isu-isu itu adalah topik diskusi diplomatik bulan lalu di Jenewa, yang menemui jalan buntu.
Sebab, penolakan AS untuk mengesampingkan Ukraina yang pernah bergabung dengan aliansi Atlantik.
Putin mengatakan, bahwa AS mengabaikan masalah keamanan Rusia dan menuduhnya mencoba memancing dirinya ke dalam perang.
Pemimpin Rusia itu akan melakukan perjalanan ke China minggu ini, untuk bertemu dengan Presiden China, Xi Jinping.
Putin juga dijadwalkan akan menghadiri pembukaan Olimpiade Musim Dingin Beijing.
Menteri luar negeri kedua negara bertemu di Beijing pada hari Kamis, untuk mengoordinasikan posisi mereka di Ukraina, Afghanistan dan Korea Utara.
Sementara itu, China menyatakan pemahaman dan dukungan untuk masalah keamanan Rusia dalam kebuntuannya dengan Barat.
Sedangkan Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, mengatakan pada hari Kamis, bahwa Rusia memiliki lebih banyak pasukan dan persenjataan berat di Belarus.
“Selama beberapa hari terakhir, kami telah melihat pergerakan signifikan pasukan militer Rusia ke Belarus.”
“Ini adalah penempatan Rusia terbesar di sana sejak Perang Dingin,” kata Stoltenberg, kepada wartawan di markas NATO di Brussels.
Dia mengatakan, jumlah pasukan di Belarus bisa mencapai 30.000, didukung oleh pasukan khusus, jet tempur, rudal balistik jarak pendek dan sistem pertahanan rudal darat-ke-udara.
Sementara itu pada Kamis pula, Ukraina menolak tuduhan dari kementerian pertahanan Belarus.