Status Siaga Sejak 5 November 2020, Gunung Merapi Masih Menyimpan Potensi Bahaya yang Harus Diwaspadai

photo author
- Senin, 27 Desember 2021 | 17:35 WIB
Dokumentasi - Pemandangan Gunung Merapi yang sedang mengeluarkan lava pijar terlihat dari Wonorejo, Hargobinangun, Pakem, Sleman, D.I Yogyakarta, Senin (18/1/2021). (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/wsj/aa)
Dokumentasi - Pemandangan Gunung Merapi yang sedang mengeluarkan lava pijar terlihat dari Wonorejo, Hargobinangun, Pakem, Sleman, D.I Yogyakarta, Senin (18/1/2021). (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/wsj/aa)

Volume kubah lava di barat daya tercatat sebesar 1.654.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 3.007.000 meter kubik.

Strategi kesiapsiagaan

Dengan guguran lava dan awan panas yang sewaktu-waktu bisa keluar dari Merapi, masyarakat diminta tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya sesuai radius bahaya yang telah ditetapkan.

Aktivitas penambangan di sepanjang alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam kawasan risiko bencana (KRB) III juga direkomendasikan BPPTKG untuk dihentikan guna mengantisipasi bahaya lahar hujan yang meluncur dari puncak.

Merespons rekomendasi BPPTKG, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY telah menyiapkan strategi kesiapsiagaan dengan membangun pos pemantauan dan pos kesiapsiagaan di tiga titik yaitu sektor tengah, sektor barat, dan sektor timur.

Baca Juga: Murah dan Sederhana, Ini Tips Renovasi Kamar Tidur Ala Zaskia Adya Mecca

Pembagian tiga titik kesiapsiagaan itu mengacu kawasan sungai yang berhulu Merapi.

Sektor barat yakni wilayah lereng Merapi yang berada di sisi barat sungai Gendol, sektor tengah berada di antara sungai Gendol dan sungai Boyong, dan sisi timur berada di timur sungai Gendol.

Menurut Kepala Bidang Operasi Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD DIY Endro Sambodo, pembagian tiga titik kesiapsiagaan tersebut penting agar saat terjadi situasi darurat para relawan tidak perlu melompati sungai yang berpotensi dialiri banjir lahar hujan dari puncak secara tiba-tiba.

Dengan strategi tersebut, para relawan yang melakukan upaya evakuasi atau percepatan tindakan kedaruratan lainnya bisa dilakukan secara cepat tanpa melalui kawasan bahaya.

Saat terjadi erupsi atau banjir lahar hujan yang berpotensi membahayakan warga, Tim TRC BPBD DIY telah membuat skenario yang matang.

Baca Juga: Lesty Kejora Melahirkan, Ini Kronologi Istri Rizki Billar Dilarikan ke Rumah Sakit karena Kontraksi Tak Henti

Personel TRC yang berada di masing-masing pos kesiapsiagaan terus melakukan koordinasi dengan BPBD Sleman, serta seluruh potensi relawan desa.

Masing-masing pos kesiapsiagaan mengampu sejumlah desa yang memungkinkan mendapatkan ancaman langsung dari erupsi Merapi. Pos di sektor barat, misalnya, telah ditentukan untuk mengampu Desa Wonokerto, Girikerto, dan Purwobinangun.

“Kalau situasi masih landai siaga seperti saat ini kami terus lakukan koordinasi. Begitu (status) awas atau ada potensi mengancam keselamatan jiwa maka fungsinya jadi komando,” ujar Endro Sambodo sebagaimana dikutip Antara.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Sumber: Antara

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Ada jaksa yang ditangkap dalam OTT KPK di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:15 WIB
X