Tarif Karantina Mandiri Dinilai Mahal, Sekjen PHRI : Tidak Menguntungkan

photo author
- Rabu, 22 Desember 2021 | 21:30 WIB
Suasana salah satu lokasi yang ditetapkan jadi hotel karantina bagi wisatawan mancanegara di kawasan The Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali.  (ANTARA/Naufal Fikri Yusuf)
Suasana salah satu lokasi yang ditetapkan jadi hotel karantina bagi wisatawan mancanegara di kawasan The Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali. (ANTARA/Naufal Fikri Yusuf)

 

JAKARTA, harianmerapi.com - Tarif karantina mandiri di hotel dinilai banyak kalangan terlalu mahal, namun Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran menyebut tarif itu sama sekali tidak menguntungkan secara bisnis karena jauh di bawah standar tarif yang ada.

Menurut Maulana, tarif maksimal karantina mandiri di hotel yang dipatok sekitar Rp7,2 juta untuk hotel bintang dua dan Rp21 juta untuk hotel kategori luxury (mewah) merupakan harga paket untuk 10 hari.

"Tidak (menguntungkan), malah lebih murah dan harganya juga tidak dinamis. Ini kan harga paket. Kelihatan mahal karena dari faktor 10 hari itu," katanya yang dihubungi ANTARA dari Jakarta, Rabu (22/12/201).

Maulana menuturkan, selain harga paket untuk 10 hari, tarif karantina yang terlihat fantastis itu juga sudah termasuk makan untuk tiga kali sehari dan laundry (binatu) untuk lima potong pakaian per hari.

Baca Juga: 'Death on the Nail' Film yang Penuh Konflik dan Emosional

Ia menjabarkan, dengan tarif karantina 10 hari di hotel bintang dua mulai dari Rp6,7 juta hingga maksimal Rp7,2 juta, tarif kamar hanya dikenakan sekitar Rp300 ribu per malam. Demikian pula biaya makan yang rata-rata sekitar Rp250 ribu per hari dan laundry Rp45 ribu per hari.

"Kalau tarif biasa kan cuma (tarif) menginap dan sarapan saja. Tidak ada makan siang atau makan malam, laundry. Makanannya pun lengkap, karena berupa paket makanan," katanya.

Maulana menyebut tarif karantina mandiri di hotel juga meliputi biaya transportasi dari bandara ke hotel serta biaya tenaga kesehatan, keamanan juga dua kali tes PCR dengan total kira-kira Rp1,3 juta-Rp1,35 juta per paket.

Tarif di bawah standar itu, lanjut Maulana, juga berlaku untuk paket karantina di hotel bintang lima dan luxury.

Baca Juga: Syarat Memperoleh SIM Makin Sulit, Polresta Jogja Berikan Pelatihan Ujian Praktik: Persiapan Harus Matang

"Hotel luxury itu Rp9 juta per paket untuk kamar saja, kalau dihitung, per malam itu hanya Rp1 juta. Lengkap semua dengan makan dan laundry itu sekitar Rp1,6-Rp1,7 juta (per malam). Jadi tentu harganya di bawah tarif biasa," katanya.

Maulana menambahkan, faktor lain yang membuat tarif berbeda untuk setiap kelas hotel yaitu biaya transportasi dari bandara ke hotel yang menggunakan taksi eksekutif dengan tarif yang lebih tinggi.

"Jadi transportasinya khusus, karena harus dipastikan mereka tidak lari kemana-mana, itu sudah SOP dari pemerintah," katanya.

Baca Juga: Pelatih PSIM Jogja Seto Nurdiyantoro Instruksikan Cetak Gol Cepat ke Sulut United di Babak 8 Besar Liga 2

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Sumber: Antara

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Ada jaksa yang ditangkap dalam OTT KPK di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:15 WIB
X