Era Pandemi Covid-19, Pemuda Muhammadiyah Harus Sebarkan Gerakan Revolusi Mental Lewat Jiwa Kewirausahaan

photo author
- Minggu, 3 Oktober 2021 | 06:23 WIB
Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Bali menggelar Seminar Nasional Gerakan Revolusi Mental, Sabtu 2 Oktober 2021 (dok Pemuda Muhammadiyah)
Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Bali menggelar Seminar Nasional Gerakan Revolusi Mental, Sabtu 2 Oktober 2021 (dok Pemuda Muhammadiyah)

DENPASAR, harianmerapi.com – Di era pandemi Covid-19, Pemuda Muhammadiyah harus sebarkan gerakan revolusi mental lewat jiwa kewirausahaan.

Revolusi mental lewat jiwa kewirausahaan, dinilai tepat di masa pandemi Covid-19 yang membutuhkan pertumbuhan ekonomi untuk peningkatan kesejahteraan.

Untuk itu generasi muda dibutuhkan untuk mampu menjadi enterpreneur atau wirausaha muda, mereka punya jiwa muda yang bisa tumbuh untuk maju.

Baca Juga: Mensyukuri Nikmat 4: Merasakan Hidup Jadi Orang Kaya

Demikian antara lain disampaikan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Buya Anwar pada seminar Pemuda Muhammadiyah bertema 'Strategi dan Penguatan Kewirausahaan Melalui Digital Marketing Era New Normal' itu digelar di Wisma Sejahtera Kemenag, Denpasar.

Kegiatan yang berlangsung, Sabtu (2/10/2021) secara daring dan luring itu menghadirkan beberapa pembicara kompeten di bidangnya, diantaranya yakni Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Buya Anwar Abbas sebagai keynote speech, dan Koordinator Tim Kerja, Faozan Amar.

Pembicara lain adalah Ketua PP Pemuda Muhammadiyah, Rachmatulloh Baja, serta Praktisi IT sekaligus pengusaha, Hendro W. Saputro.

Baca Juga: Peringati Hari Batik , Desainer Batik JQ Ajak Masyarakat Jaga Warisan Budaya Leluhur yang Adiluhung

Buya Anwar Abbas melanjutkan Muhammadiyah di awal berdirinya justru banyak diisi oleh para pengusaha yang memiliki jiwa pejuang.

Dia mengatatakan saat ini banyak anak muda, khususnya kader muda Muhammadiyah yang justru lebih tertarik bicara politik ketimbang perekonomian.

Disampaikan Muhammadiyah dahulu unggul dalam semua lini, sekarang tidak lagi unggul di semua lini, bukan berarti tidak maju, tapi gerak orang lain lebih cepat dari Muhammadiyah.

Baca Juga: Manfaat Ikan Cakalang untuk Mencegah dan Melawan Reumatik

Bahkan, ia menyebutkan walaupun Indonesia merupakan dengan populasi Muslim terbesar di dunia, tetapi justru jumlah pengusaha dari kalangan muslim sangat sedikit.

" Mayoritas muslim tapi kita tidak menjadi penentu. Dari elit strategis tidak ada umat Islam, 10 orang terkaya hanya Chairul Tanjung, dari 50 orang hanya 5 sampai 6 orang yang Muslim," paparnya.

Bahkan, Buya Anwar sapaan akrabnya menegaskan bahwa para pengusaha sebagai pemilik kapital dan sumber daya sendiri menurutnya merupakan penentu dari jalannya sebuah negara.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X