SALATIGA, harianmerapi.com- Replika KRI Macan Tutul berdiri tegak dan gagah di lahan luas calon Taman Wisata Sejarah Salatiga (TWWS) yang terletak di Dukuh Nogosaren, Kelurahan Bugel, Kecamatan Sidorejo, Salatiga. Replika kapal ini merupakan bantuan dari Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dua tahun lalu. Replika tersebut berada di sisi pojok lahan yang saat ini proyeknya sedangkan dikerjakan.
Untuk diketahui, Komandan kapal KRI Macan Tutul pada pertempuran laut dalam perebutan Irian Barat yang pada 15 Januari 1962 silam tenggelam di laut Aru Maluku dengan pahlawan ternama Yos Sudarso.
Yos adalah putera asli Salatiga dengan nama Yosaphat Sudarso, yang lahir pada 1925 dan meninggal 1962. Replika KRI Macan Tutul sudah dipasang di lahan TWSS sejak dua tahun ini yang diserahkan dari Kemenhan kepada Pemerintah Salatiga.
Baca Juga: Setahun Tutup, Pasar Makanan Tradisional Tegalan Salatiga Dibuka Kembali
Menurut link situs resmi Pusat Sejarah TNI, pada Desember 1961 presiden Soekarno mengumumkan Tri Komando Rakyat (Trikora) dalam usaha membebaskan Irian Barat dari tangan Belanda.
Adanya perintah Trikora menyebabkan tugas ALRI bertambah besar. Patroli di daerah perbatasan ditingkatkan dan langsung berada di bawah komando Yos Sudarso.
Pada 15 Januari 1962 ia mengadakan patroli ke daerah perbatasan, yaitu di Laut Aru dengan membawa 3 buah kapal jenis MTB, yaitu KRI Macan Tutul, KRI Macan Kumbang, dan KRI Harimau. Belanda segera mengetahui dan mengejar dengan sebuah kapal perusak destroyer.
Kapal macan tutul yang ditumpangi Yos dijadikan umpan, agar kedua kapal lainnya berhasil menyelamatkan diri.
Baca Juga: Dibiayai Rp 391 Juta, Gang Kalitaman Salatiga Segera 'Disulap' Jadi Kawasan Indah
Yos Sudarso segera mengeluarkan perintah untuk bertempur kepada awak Macan Tutul. Karena kekuatan tidak seimbang antara MTB dengan destroyer, akhirnya Macan Tutul tenggelam.
Komodor Yos Sudarso beserta semua awak kapal yang ditumpanginya gugur sebagai pahlawan bangsa. Sebagai tanda penghargaan pemerintah atas jasa-jasanya, selain Bintang Dharma yang diterimanya, pangkat Komodor Yos Sudarso dinaikkan satu tingkat menjadi Laksamana Muda anumerta.
Penghargaan tertinggi diberikan pemerintah berupa gelar pahlawan nasional pada 1973, dengan surat keputusan presiden RI No. 088/TK/Tahun 1973, tanggal 6 November 1973.*