diy

Limbah Ternak Kelinci Mampu Sehatkan Tanaman

Kamis, 26 Agustus 2021 | 19:44 WIB
Limbah dari beternak kelinci terutama urin dan kotorannya bisa dijadikan bahan pembuatan pupuk organik. (Sulistyanto)


YOGYA, harianmerapi.com - Jenis tanaman bermanfaat sangat diharapkan dapat tumbuh baik, subur, sehat atau tak gampang terkena penyakit. Salah satu kiatnya, yakni secara berkala diberi pupuk kualitas bagus.

Limbah dari beternak kelinci terutama urin dan kotoran kelinci termasuk yang dapat dijadikan pupuk organik kualitas bagus. Bahkan ketika diberi pakan hijauan seperti jenis rumput dan sayur, lalu ada sisa-sisanya dapat dikumpulkan serta diproses menjadi pupuk kompos. Hanya saja seiring perkembangan zaman, pakan utama untuk ternak kelinci lebih banyak yang memilih wujud pelet kelinci.

“Kalau saya sendiri lebih mantap mengolah urin kelinci menjadi pupuk organik cair. Sedangkan kotoran kelinci dapat dikumpulkan lalu langsung diaplikasikan sebagai pupuk seperti untuk tanaman padi dan buah-buahan,” ungkap praktisi pembudidaya kelinci, Bariman baru-baru ini.

Baca Juga: Mahasiswa UMBY KKN Ajarkan Membuat Pupuk Organik Berbahan Kotoran Sapi

Ditemui di kompleks kandang kelincinya kawasan Krajan Godean Sleman, Bariman menjelaskan, untuk membuat pupuk organik cair berbahan urin kelinci cukup mudah dikerjakan. Tahap awalnya, urin segar ditampung dalam jerigen sebanyak lima liter diberi tetes tebu atau molase empat sendok makan.

Masih ditambah lagi, cairan bakteri pengurai atau bakteri fermentasi sebanyak delapan sendok makan. Produk ini ada beberapa merek dan mudah ditemukan di toko pertanian atau peternakan.

Setelah tercampur rata, jerigen ditutup rapat dan ditempatkan di lokasi yang teduh atau tak terkena sinar matahari langsung. Setiap tiga hari sekali tutup dibua agar gas dari proses fermentasi dapat keluar.

Baca Juga: Olah Limbah Sarung Tangan Lateks Jadi Bahan Bakar Diesel, Ini Hasil Penelitian Tim Mahasiswa UGM

Jika tak ingin repot membuka-menutup penutup jerigennya, bisa membuat lubang di bagian penutup dan diberi selang. Sehingga sewaktu-waktu gas bisa keluar lewat selang. Setelah 15 hari, sudah menjadi pupuk organik yang bisa disemprotkan maupun dikocorkan pada tanaman dengan dicampur air terlebih dahulu.

“Campuran air biasa dengan pupuk berbahan urin kelinci, saya biasa menerapkan setengah sampai satu gelas pupuk urin kelinci dicampur dengan 16 liter air biasa,” tandas Bariman.

Menurutnya, saat fermentasi urin kelinci untuk dijadikan pupuk, pada hari ke-15 dapat dicek, jika berbau khas mirip aroma tape singkong berarti proses fermentasinya berhasil serta siap dijadikan pupuk. Lain halnya jika berbau kurang enak, yakni pesing, maka proses fermentasi dapat diulang lagi. Khusus untuk tanaman padi, ia biasa menyemprotkan pupuk tersebut antara lain saat padi berumur seminggu, 10, 20, 30 hari dan rutin dilakukan sampai padi mendekati berbunga ataupun keluar malainya.

“Saya yakin kandungan unsur N, P dan K dalam pupuk cair berbahan urin kelinci cukup tinggi. Wajar saja, jika dapat mendukung kesehatan aneka jenis tanaman termasuk padi,” urainya.*

Tags

Terkini

PMI DIY Kirim Tim Layanan Kesehatan ke Aceh Tamiang

Jumat, 12 Desember 2025 | 16:55 WIB