yogyakarta

Gandung tolak cabut Tap MPRS XXV dan tolak minta maaf ke PKI

Kamis, 10 November 2022 | 19:35 WIB
Drs HM Gandung Pardiman (Foto : Istimewa)

HARIAN MERAPI - Bertepatan dengan momentum Hari Pahlawan 10 November. Ketua DPD Partai Golkar DIY Gandung Pardiman mengajak semua komponen bangsa memahami sejarah perjalanan bangsa.

Dengan demikian, kata dia, pemahaman atas sejarah berlangsung lengkap dan utuh.

"Setiap anak bangsa wajib memahami sejarah secara paripurna sehingga sejarah adalah sejarah yang tidak bisa diputarbalikan," kata Gandung, di Jogja, Kamis (10/11/2022).

Hal itu disampaikan Gandung sebagai respons munculnya desakan kepada pemerintah meminta maaf kepada Presiden pertama RI Soekarno dan keluarganya. Hal itu mendapatkan penolakan dari berbagai elemen masyarakat.

"Permintaan maaf itu sudah tidak diperlukan. Masih banyak urusan bangsa yang lebih urgen dibandingkan masalah itu," tegas Gandung.

Ia juga menolak penghapusan Ketetapan MPRS No. XXV/MPRS/1966 tentang Pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI) dan Pernyataan sebagai Organisasi Terlarang di Seluruh Wilayah Negara Republik Indonesia bagi PKI.

Tap MPRS itu juga melarang setiap kegiatan menyebarkan atau mengembangkan paham atau ajaran Komunis. "Golkar DIY menolak penghapusan Tap MPRS No XXV/MPRS/1966 dan menolak meminta maaf kepada PKI," jelasnya.

Dengan demikian, Gandung mengajak para sejarawan tidak diam membisu melihat dinamika bangsa akhir-akhir ini. Dia meminta para sejarawan bicara secara terbuka soal sejarah pengkhianatan PKI terhadap NKRI.

"Jangan sampai muncul upaya memutarbalikan fakta. Saya tidak habis pikir dengan perkembangan dewasa ini. Ancaman bangkitnya PKI bukan isapan jempol," tegasnya.

Gejala atau tanda-tanda itu makin nyata muncul di permukaan. Dia kembali mengajak semua anak bangsa tidak bersikap diam. Jika sikap diam itu terus dipelihara, ancaman mengubah Pancasila sangat terbuka terjadi.

"Ini masalah ideologi. Tidak ada tawar menawar dengan ideologi. Pancasila dalam posisi terancam, kita jangan hanya diam," ujar Anggota Komisi VII DPR RI itu.

Gandung juga mengajak TNI/Polri bersikap tegas menghadapi ancaman bangkitnya komunisme. TNI/Polri merupakan pilar utama bangsa dalam mengawal dan menjaga Pancasila. "TNI/Polri jangan sampai ringkih," katanya.

Gandung mengajak masyarakat untuk mengingat jasa Presiden kedua RI Soeharto. Berkat jasanya, bangsa Indonesia selamat dari ancaman komunisme. Sikap Panglima Kostrad pertama dalam melawan dan menumpas PKI patut diapresiasi.

"Kita harus berterima kasih dengan Pak Harto," tandasnya.

Sebagai upaya memelihara dan menggelorakan sikap antikomunis, Gandung bakal melakukan konsolidasi khusus. Ia berencana mengumpulkan berbagai elemen antikomunis di Yogyakarta, Surakarta, dan Jawa Tengah.

"Tujuannya memperkuat soliditas dalam rangka melawan bangkitnya pengaruh komunis. Gepako siap berada di garda terdepan. Kami akan konsolidasi sebagai upaya merapatkan barisan," pungkasnya.*

Tags

Terkini