HARIAN MERAPI - Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Dra Reri Indriani Apt MSi menilai wisata kesehatan dan wisata kebugaran menjadi pilihan turis untuk berwisata pascapandemi Covid-19.
"Saat ini pascapandemi wisata kesehatan dan kebugaran menjadi pilihan utama. Melihat potensi ini, Badan POM akan memaksimalkan desa wisata Kiringan sebagai pusat industri jamu tradisional untuk ikut mengembangkan pariwisata," ujar Reri Indriani dalam kunjungan ke Desa Wisata Kiringan yang berada di wilayah Kalurahan Canden Kapanewon Jetis Kabupaten Bantul, Rabu (12/10/2022).
Baca Juga: Miss Universe 2021 Harnaaz Sandhu Ternyata Doyan Jamu Kunyit Asam, Tempe dan Gado-gado
Disebutkan, wisata kesehatan dan kebugaran selain menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
Karena selama ini 87 persen pelaku usaha jamu tradisional di Indonesia didominasi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Untuk itu, Badan POM akan memberikan pendampingan terhadap desa wisata jamu.
Baca Juga: Bu Guru di Bantul tewas dikepruk balok kayu bertubi-tubi, pelaku ternyata kakak kandungnya sendiri
Langkah tersebut diharapkan para perajin jamu tradisional dapat membuat jamu dengan baik dan benar serta memenuhi standar kesehatan bagi konsumen.
Sehingga tamu yang datang dapat menikmati jamu yang berguna untuk kesehatan.
"Kami akan melakukan pendampingan cara membuat jamu yang baik. Selain itu kami juga memberikan bantuan peralatan dan sarana dan prasarana yang dibutuhkan bagi para perajin jamu tradisional," jelas Reri.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Bantul, Kwintarto Heru Prabowo SSos mengapresiasi langkah Badan POM yang serius mendampingi perajin jamu tuas di Kiringan.
Kolaborasi ini akan menjadi langkah awal dalam menjamin keamanan dan kesehatan jamu tradisional terhadap para tamu yang datang di desa wisata Kiringan.
"Untuk itu kami akan membantu dalam memperbaiki kelembagaan desa wisata. Semua warga harus saling dukung satu sama lainnya. Tidak hanya pelaku jamu tradisional namun semua elemen seperti dukuh, RT maupun masyarakat yang tidak terlibat langsung dalam produksi jamu harus saling mendukung untuk kemajuan bersama," tegas Kwintarto.*