Pengajar Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta Memet Chairul Slamet mengemukakan tentang Festival Lima Gunung yang selalu bermakna bagi masyarakat luas karena dengan kekuatan semangat "handarbeni" atau memiliki oleh warga dusun dan para pegiat Komunitas Lima Gunung.
"Semua 'nyengkuyung', ini tidak mudah, ini Festival Lima Gunung langka dan langgeng, salah satu kekuatannya rasa 'handarbeni', semua memiliki kesadaran mengorganisasi, ada manajemen khusus, manajemen kampung, bagaimana masyarakat reponsif dan ikhlas," ujar dia.
Pada hari pertama puncak rangkaian Festival Lima Gunung, Memet Chairul Slamet yang juga komponis tersebut menyajikan karya performa bunyi dengan judul "Nyapu Ratan".
Performa karya bunyi untuk menyampaikan pesan tentang pentingnya setiap manusia membersihkan pikiran dan hati agar tetap jernih tersebut, dia mainkan bersama seorang sutradara dari Yogyakarta Jujuk Prabowo dan seniman muda Komunitas Lima Gunung Suko Sastro Gending. *