semarang

Dulu Hobi Main di Warnet, Anak Tukang Las Ini Jadi Jagoan IT dan Terima Beasiswa Semesta

Rabu, 28 Juli 2021 | 13:06 WIB
Zetta Septian Nugroho Adhi anak tukang las yang dulu suka kabur ke Warnet, sekarang jagoan IT dan mengantarnya menerima Beasiswa Semesta (Istimewa)

SEMARANG, harianmerapi.com - Zetta Septian Nugroho Adhi, remaja asal Semarang mengaku sebelumnya sudah tak berharap bisa kuliah seperti teman-temannya. Biaya kuliah yang tinggi membuat Zetta tak ingin membebani Joni Christiono, sang ayah yang sehari-hari berprofesi sebagai tukang las.

“Kita tahu sendiri pendapatan ayah tak menentu. Apalagi di masa Pandemi ini, penurunan penghasilan sangat terasa. Awalnya saya ingin langsung kerja sehingga sebagai anak pertama bisa membantu keluarga," kenang Zetta dalam Talkshow Pengumuman Beasiswa Semesta, Rabu (28/07/2021) pagi. Acara ini juga dihadiri oleh CEO PT. Sentra Vidya Utama (Komunitas SEVIMA) Sugianto Halim MMT dan Walikota Semarang Hendrar Prihadi MM.

Namun kegigihannya untuk berkuliah tak pernah memadamkan semangat Zetta. Mengikuti rangkaian seleksi Beasiswa Semesta, kemahirannya membuat prototipe Sistem Pendaftaran Vaksinasi dalam ujian pemrograman membuatnya diganjar sebagai satu dari lima peraih Beasiswa Semesta.

Beasiswa Semesta akan memberi Zetta dan kawan-kawan hadiah uang tunai dan biaya pendidikan untuk berkuliah pada jurusan Teknik Informatika (IT) di perguruan tinggi ternama di Surabaya, senilai total 300 Juta Rupiah. Selain itu, Zetta akan mendapatkan kesempatan berkarya dengan gaji bulanan senilai minimal UMR Surabaya (empat jutaan), bersama SEVIMA.

Baca Juga: Tim Indonesia 'Indomee' Sabet Gelar Juara Turnamen Free Fire All Stars 2021 Asia Kategori Mode Bomb Squad

“Saya berharap, dengan mendapat Beasiswa sarjana dan kesempatan kerja dari SEVIMA menjadi jalan jenjang karir saya di bidang IT. Dan semoga saya dapat menyelesaikan kuliahnya dengan tepat waktu.” Ungkap Zetta.

Siapa sangka, kecintaan Zetta di bidang IT dimulai dari hobi bermain game di warung internet (warnet). Dulunya, Zetta kerap kali lama tak pulang selepas sekolah. Karena ia tak langsung pulang ke rumah selepas lonceng pulang berbunyi. Melainkan bersama teman-temannya, kabur ke warnet.

“Tidak jarang sampai larut malam pergi ke warnet. Kalau saya sebagai ayah, tak khawatir dengan hobi tersebut. Saya selalu yakin, Zetta sebagai anak mbarep (laki-laki dan anak pertama), punya pemikiran matang. Tapi Ibunya kepikiran. Namanya juga insting ibu,” kenang Joni.

Baca Juga: Luar Biasa! Indonesia Ternyata Punya 104 Jenis Nasi Goreng

Game favoritnya adalah Point Blank, permainan tembak-tembakan online yang memang cukup terkenal pada tahun 2010an awal. Keterbatasan ekonomi sebagai anak tukang las tak menghalanginya untuk pergi ke warnet. Setiap harinya Zetta rela tidak jajan di sekolah supaya bisa bayar di warnet Rp 3.000/jam.

"Bahkan untuk ke warnet, kami semua (Zetta dan kawan-kawan) jalan kaki. Selain berhemat, ini solidaritas. Tidak mungkin satu naik angkot, atau satu naik sepeda, sedangkan teman lain ada yang jalan kaki," kisah Zetta atas jiwa solidaritasnya yang telah terpupuk sejak dini.

Kecintaan bermain game di warnet kemudian membuatnya dia tertarik untuk belajar membuat game nya sendiri di komputer. Yang berarti, Zetta harus belajar seputar pemrograman agar bisa mencapai impian kanak-kanaknya tersebut. Akhirnya, dimulailah petualangan Zetta belajar pemrograman sejak belajar di SMK Negeri 8 Semarang.

“Dari bermain game ini saya mulai tertarik untuk menjadi developer, sebelumnya saya tidak tahu caranya menjadi seorang developer, akhirnya saya cari-cari dan ternyata developer itu harus bisa pemrograman, untuk itu saya sekolah di SMK dan banyak belajar tentang pemrograman,” terang putra sulung dari pasangan Joni Christiono dan Ester Yuliani ini.

Baca Juga: Terperangkap Pukat Nelayan, Lima Ekor Penyu Dilepasliarkan

Halaman:

Tags

Terkini