nasional

Puan akan temui Airlangga, Pengamat menilai tak akan ubah peta koalasi karena KIB diprediksi tetap solid

Jumat, 2 September 2022 | 17:18 WIB
Puan Maharani dan Airlangga Hartarto (Seputar Tangsel)

HARIAN MERAPI - Ketua DPP PDIP Puan Maharani akan bertemu Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan juga Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Sementara Golkar sudah menjalin mitra dengan PAN dan PPP dalam wadah Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Sedang Gerindra sudah bermitra dengan PKB.

Pakar komunikasi politik, komunikasi publik, dan pemasaran politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Nyarwi Ahmad menilai bahwa kunjungan PDIP ke sejumlah partai tersebut tidak lantas akan mengubah peta koalisi saat ini.

Baca Juga: Jadwal tahapan Pilkades serentak 13 desa di Sukoharjo dimulai 7 September

Kecil kemungkinan PDIP akan bergabung KIB dalam waktu dekat.

Hal itu didasarkan pada sejumlah analisis.

Pertama, jumlah perolehan suara KIB sudah mencukupi untuk mengajukan pasangan calon presiden-calon wakil presiden (capres-cawapres) dari KIB.

"Dan saya lihat peluang untuk dalam waktu dekat mereka berkoalisi itu kecil sekali. Karena hitung-hitungannya 3 partai itu secara parlementary threshold sudah punya tiket sendiri tanpa harus berkoalisi dengan PDIP," terangnya.

Ketentuan presidential threshold atau ambang batas pencalonan presiden diatur dalam Pasal 122 UU 7/2017 tentang Pemilu. Partai politik (parpol) atau gabungan parpol yang bisa mengajukan capres-cawapres adalah memiliki minimal 20% kursi di DPR atau 25% suara sah secara nasional pada pemilu.

Baca Juga: Dampak rencana kenaikan harga BBM, harga sejumlah bahan kebutuhan pokok di Gunungkidul naik

Sedangkan KIB sudah mengantongi 148 kursi dengan perincian Golkar 85 kursi, PAN 44 kursi dan PPP 19 kursi. Dengan demikian KIB memenuhi syarat presidential threshold.

Kedua, meski belum mengumumkan secara resmi calon presiden-calon wakil presiden (capres-cawapres) yang diusung pada Pilpres 2024, KIB akan mempertimbangkan untuk mengusung Puan Maharani dalam Pilpres 2024. Hal itu dikarenakan elektabilitas dan popularitas Puan Maharani yang dinilai belum kuat di kalangan pemilih.

"Dua hal itu menjadikan alasan dalam waktu dekat tidak terjadi koalisi," tandas Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies (IPS) itu.

Pindah ke Golkar

Sementara itu, Manajer Program Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saidiman Ahmad membeberkan tren perpindahan pemilih dari Gerindra ke Golkar.

Baca Juga: Kota kuno Lasem Kabupaten Rembang akan dibangun jadi objek wisata baru

Halaman:

Tags

Terkini

Ada jaksa yang ditangkap dalam OTT KPK di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:15 WIB