HARIAN MERAPI - Kirab Jolenan (Ojo Lalinan/ Jangan Lupa) menjadi tradisi turun temurun yang digelar di Desa Desa Kemetul, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang Jawa Tengah, Sabtu (13/8/2022).
Kirab ini sempat terhenti karena pendemi Covid 19.
Merti Desa Kemetul ini mulai diadakan kembali dengan melibatkan semua unsur masyarakat Desa Kemetul.
Baca Juga: Misteri Maya yang bikin heboh karena hilang dan disangka warga digondol kuntilanak, ternyata ........
Bupati Semarang Ngesti Nugraha mengatakan kegiatan karnaval (kirab) merti desa patut untuk didukung.
Diharapkan, dengan merti desa dapat membawa kemajuan Desa Kemetul dan masyarakat diberi ketentraman.
"Karena Covid-19 masih ada kegiatan tetap menaati protokol kesehatan," kata Ngesti Nugraha, Sabtu (13/8).
Perayaan merti desa Kemetul yang terletak di pinggir jalan tol Semarang - Solo ini juga digelar pementasan wayang kulit dengan dalang Ki Bagong Darmono.
Baca Juga: Demi mengawal Prabowo menang dalam Pilpres 2024, Gerindra Bali siap 'puputan'
Kepala Desa Kemetul, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Agus Sudibyo mengatakan, merti desa sudah berlangsung turun temurun ratusan tahun.
Kirab warga disebut jolenan yang berarti ojo lali (jangan lupa) atas karunia Tuhan atas limpahan panen raya dan hasil bumi
"Jolenan digelar setelah musim panen kretek, yaitu panen di musim kemarau. Ini sudah tradisi desa secara turun temurun," cerita Agus Sudibyo. *