PATI, harianmerapi.com - Jumlah kerugian material akibat banjir bandang yang menerjang wilayah kecamatan Pati Kota, Trangkil, Wedarijaksa dan Margoyoso, diperkirakan mencapai Rp 32 miliar.
"Nominal tersebut dihitung secara keseluruhan di empat kecamatan. Diantaranya sektor pertanian, perikanan, serta rumah dan fasilitas lainya". Demikian diungkapkan Bupati Pati, H Haryanto SH MM MSi, Selasa (19/7/2022).
Menurutnya, Pemkab Pati fokus memperbaiki tanggul sementara, di Tunjungrejo dan Desa Bulumanis Kidul. Dua desa Kecamatan Margooyoso tersebut, merupakan desa yang terdampak cukup parah dalam kejadian banjir bandang, Kamis fajar (14/7) pekan lalu.
Baca Juga: Kasus Razman Nasution: Momentum Berbenah bagi Organisasi Advokat
Bupati Haryanto bersama wakil bupati Saiful Arifin, serta Kapolres Pati, dan sejumlah petugas, sempat terlihat membantu menata karung pasir untuk membuat tanggul darurat, Selasa (19/7).
Ditegaskannya, pemkab berupaya maksimal untuk membantu penanganan pasca banjir bandang.
"Untuk warga yang tidak bisa memasak lantaran rumahnya hilang tersapu banjir, maka pemkab telah menyiapkan persediaan makanan dari dapur umum Dinas Sosial. Dan, pemkab akan fokus untuk penanganan tanggul sementara, guna mengantisipasi jika ada hujan lagi" ujarnya.
Untuk membantu pembangunan rumah warga korban banjir bandang, bupati Haryanto akan meminta bantuan dari Corporate Social Responsibillity (CSR) Bank Jateng, Baznas serta dari Pemerintah Daerah.
Baca Juga: Misteri Kali Winongo yang dianggap angker, Nasir meninggal setelah makan ikan
“Tercatat ada rumah roboh maupun rusak berat. Yakni, 14 di Bulumanis Kidul, 18 di Tunjungrejo," tuturnya.
Bupati Pati berharap penanganan paska banjir segera terealisasi, sehingga masyarakat bisa kembali kerumahnya masing-masing dan beraktifitas. “Kalau penanganan tanggul di Bulumanis Kidul sudah selesai, nanti digeser Tunjungrejo" ucapnya.
Sementara itu, pasca kejadian banjir bandang Kamis pekan lalu, puluhan organisasi, dan ratusan perorangan terus berdatangan ke desa Bulumanis Kidul, Tunjungrejo dan Sekarjalak. Mereka mengirim bantuan untuk warga yang terdampak banjir.
Sejumlah korban mengatakan, jika air bah yang menerjang perkampungan, mirip kejadian tzunami. "Gulungan air melesat demikian cepat. Air banjir bandang menghantam benda apa saja yang didepannya" tutur Nur Sardi, seorang warga desa Sekarjalak.*