MEKKAH, harianmerapi.com - Di antara jamaah calon haji Indonesia yang berasal dari beragam suku bahkan, ternyata ada yang tidak bisa berkomunikasi menggunakan Bahasa Indonesia.
Kondisi seperti ini menjadi salah satu tantangan bagi petugas di Arab Saudi.
"Tantangan bermacam-macam kita hadapi, yang pertama itu kesulitan ada calon haji yang tidak bisa berbahasa Indonesia sama sekali," kata anggota sektor khusus Masjidil Haram Uning Haryani di Mekkah, Sabtu (25/6/2022).
Baca Juga: Laporan dari Mekkah: Mendapat Jadwal ke Roudloh, Jamaah Pria Kloter 18 SOC Asal Sleman Merasa Nyaman
Ditambahkan Uning, cukup banyak masalah yang dihadapi oleh jamaah haji dan perlu dibantu petugas terutama petugas perempuan yang dikenal dengan Srikandi Masjidil Haram yang bersiaga di area mataf atau tempat tawaf.
"Ada jamaah yang pingsan, ada yang linglung, tidak tahu harus kemana karena terpisah dari rombongan, itu yang sering kita temui di lapangan," katanya seperti dikutip harianmerapi dari Antara
Para srikandi yang terdiri unsur TNI, Polri, dokter, dan didampingi mahasiswa yang menjadi tenaga musiman (temus) juga sering menemukan jamaah yang sulit mencari jalan keluar dari Masjidil Haram.
Baca Juga: Laporan dari Mekkah: Jamaah Haji Kloter 18 SOC Asal Sleman Mendapat Jadwal ke Roudloh
"Di samping itu kita mengarahkan jamaah yang nyasar atau tidak tahu mencari bus shalawat untuk kembali ke hotel masing-masing," tambah Uning.
Meski harus bertugas selama 12 jam, ia mengaku senang bisa membantu dan melindungi para tamu Allah. *