KULON PROGO, harianmerapi.com - Sebagai upaya mempercepat eliminasi TBC dan menurunkan angka stunting, BKKBN Pusat bekerjasama dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dinas Kesehatan Kulon Progo dan Zero TB Yogyakarta melakukan skrining TBC pada anak-anak stunting.
Dalam pelaksanaannya, anak-anak diperiksa untuk mengetahui kemungkinan mengidap TBC agar bisa tertangani lebih cepat.
Kepala BKKBN Pusat, dr Hasto Wardoyo menyampaikan, penyebab kematian akibat TBC lebih tinggi daripada Covid-19.
Baca Juga: Jenguk Buya Syafii Ma'arif, Presiden Jokowi : Alhamdulillah Beliau dalam Kondisi Sehat wal Afiat
Selama pandemi, cukup banyak pasien TBC yang putus minum obat, yakni tidak memenuhi aturan minum obat minimal enam bulan.
Selain itu, jumlah anak kecil yang seharusnya mendapatkan vaksin BCG juga menurun selama pandemi Covid-19.
Dengan jumlah kasus 824.000 dan kematian 93.000 setiap tahunnya, Indonesia saat ini menempati peringkat ketiga setelah India dan China dalam hal jumlah penderita penyakit TBC.
Data yang merujuk Global TB Report 2021 ini menjadi alarm, karena setiap jamnya ada 11 kematian akibat TBC di Indonesia.
"Ciri-ciri anak yang mengidap TBC adalah sering batuk pilek, berat badan tidak naik dan tidak mau makan," kata Hasto dalam kegiatan skrining di Puskesmas Pengasih II, Pengasih, Kulon Progo, Sabtu (26/3/2022).
Sebagai langkah tindak lanjut, BKKBN bersama IDAI melakukan skrining kepada anak-anak dengan gejala tersebut.
Baca Juga: Raup Keuntungan Besar dari Penyebaran Konten Pornografi, Content Creator OnlyFans Dea jadi Tersangka
Skrining dilakukan di dalam mobil rontgen Zero TB Yogyakarta melalui identifikasi gejala TBC, pemeriksaan fisik, pemeriksaan uji tuberculin dan foto rontgen dada.
Selama lima hari pelaksanaan skrining TB di Kulon Progo sebelumnya, sedikitnya ada 273 balita yang diskrining, namun belum ada yang terdiagnosis sakit TBC.
Hasto yang juga merupakan Ketua Tim Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting Nasional ini menambahkan, anak-anak stunting biasanya bertubuh pendek, kurang cerdas dan mudah sakit.
Langkah skrining bisa menjadi salah satu cara mewujudkan anak-anak sehat yang terhindar dari TBC dan stunting.