"Kami juga melibatkan pihak desa, kelurahan dan kecamatan dalam membantu memantau wilayah. Apabila ada kejadian bencana alam maka bisa langsung dilaporkan ke BPBD Sukoharjo," lanjutnya.
BPBD Sukoharjo dengan peningkatan curah hujan seperti sekarang memperketat pemantauan dan koordinasi dengan melibatkan tim gabungan. Beberapa wilayah dipantau ketat mengingat masuk wilayah rawan bencana alam seperti banjir karena dilintasi aliran sungai atau kali.
Keberadaan sungai atau kali ini dijelaskan Sri Maryanto sangat berpengaruh pada kondisi wilayah disaat peningkatan curah hujan seperti sekarang ini. Sebab debit air yang tinggi membuat sungai atau kali rawan meluap dan mengakibatkan banjir di lingkungan sekitar.
"Tidak hanya Sungai Bengawan Solo saja, beberapa sungai atau kali lain di Kabupaten Sukoharjo rawan terjadi banjir. Pertama karena curah hujan tinggi dan hujan turun merata Sukoharjo. Kedua debit air tinggi karena adanya air kiriman dari daerah lain," lanjutnya.
Khusus untuk Sungai Bengawan Solo kondisi sekarang mengalami kenaikan debit air signifikan. Hal itu dijelaskan Sri Maryanto karena pengaruh hujan deras di Sukoharjo dan daerah lain yakni Kabupaten Wonogiri.
Baca Juga: Dicoret FIFA dan UEFA dari Daftar Kompetisi Internasional, PSSI-nya Rusia Ajukan Banding
Kenaikan debit air tersebut membuat tingkat kerawanan banjir meningkat dibeberapa wilayah di Kabupaten Sukoharjo. Wilayah tersebut khususnya meliputi Kecamatan Grogol, Mojolaban dan Polokarto.
"Penanganan apabila terjadi bencana alam nanti tidak sekedar evakuasi saja para warga terdampak bencana alam seperti banjir. Namun juga disediakan bantuan logistik dan apabila diperlukan akan didirikan dapur umum dan pemberian obat," lanjutnya. *