solo

Perajin Tahu dan Tempe Skala Rumah Tangga di Karanganyar Didera Mahalnya Minyak Goreng dan Kedelai Impor

Sabtu, 19 Februari 2022 | 12:30 WIB
Produksi tahu skala rumah tangga di Karanganyar. (Foto: Abdul Alim)

KARANGANYAR, harianmerapi.com - Ibarat jatuh tertimpa tangga, itulah yang dialami perajin tahu dan tempe skala UKM saat ini.

Belum selesai didera kenaikan harga minyak goreng, mereka masih dipersulit dengan mahalnya harga kedelai impor yang merupakan bahan baku tahu dan tempe.

Perajin asal Bulurejo Rt 2 Rw VI Manggeh Tegalgede Karanganyar, Totok Suranto mengatakan kali terakhir menyetok kedelai impor pada Rabu (16/2/2022).

Baca Juga: Update Harga Kedelai Impor di DIY 19 Februari 2022, Siap-siap Potensi Kenaikan Harga Hingga Mei 2022

Saat itu harganya sudah Rp11 ribu perkilogram. Harga tersebut terus melambung. Pada awal Februari Rp10.500 per kilogram sedangkan Januari Rp10.400 per kilogram.

"Nyetok 2 ton. Habis dalam waktu 12 hari. Tiap kali nyetok, harganya naik terus," kata Totok, Sabtu (19/2/2022).

Kedelai impor menjadi bahan baku utama tahu 'Sentral' milik keluarganya. Di pabrik ini memproduksi tahu putih, goreng dan tahu basah.

Baca Juga: Siap-siap, Perajin Tempe Tahu Jawa Tengah Bakal Mogok Imbas Kedelai Impor Mahal, Catat Waktunya

Kemudian tahu kempong. Sudah berbulan-bulan harganya belum kembali ke level normal Rp8 ribu per kilogram.

Ia sudah menyiasati ongkos produksi supaya tak perlu menaikkan harga jual.

Namun tidak demikian untuk jenis tahu goreng. Lantaran minyak goreng mahal, ia terpaksa mengubah ukuran menjadi lebih kecil.

Baca Juga: Minyak Goreng Langka dan Mahal, Disperindag Gelar Operasi Pasar

"Dari biasanya sekotak tahu dapat dibagi 100 buah, sekarang diperbanyak 120 buah. Ukurannya lebih kecil. Khusus untuk tahu goreng," katanya.

Kebutuhan minyak goreng tak bisa dikurangi. Tiap enam hari sekali ia menghabiskan 68 kilogram minyak goreng.

Halaman:

Tags

Terkini