JAKARTA, harianmerapi.com - Kremlin menuding pemerintah Biden telah memperburuk ketegangan dengan mengerahkan ribuan tentaranya ke Eropa Timur.
Kremlin menuding pengerahan ribuan tentara oleh Biden itu untuk meningkatkan pertahanan sekutu di kawasan Eropa Timur.
Sebelumnya, Presiden Biden mengumumkan pada Rabu, bahwa 3.000 tentara AS akan dikirim ke Polandia, Jerman dan Rumania.
Baca Juga: Paspor Belgia Dibuat Seperti Karakter Komik Tintin
Pengiriman 3.000 tentara itu untuk meningkatkan pertahanan pasukan NATO, saat Rusia memperkuat militernya di dekat Ukraina dan di Belarus.
"Jelas, bahwa ini bukan langkah yang ditujukan untuk meredakan ketegangan.”
“Sebaliknya, tindakan itu justru meningkatkan ketegangan," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.
Baca Juga: Tiga Singa dan Dua Puma di Kebun Binatang Afrika Selatan Terinfeksi Corona
Perkiraan Barat menunjukkan lebih dari 100.000 tentara Rusia telah berkumpul di sepanjang perbatasan barat Moskow dengan Ukraina.
Dan, AS bersama sekutunya mengatakan, bahwa serangan bisa datang kapan saja.
Dengan pasukan yang sudah berada di Krimea setelah pencaplokan provinsi tersebut pada tahun 2014, dan di Belarus sebagai bagian dari latihan militer, Rusia memiliki pasukan yang bersekutu di tiga sisi Ukraina.
Namun, Rusia telah membantah niat untuk menyerang tetangganya.
Baca Juga: McDonalds Tak Lagi Sediakan French Fries Ukuran Large, Mengapa?
Pada saat yang sama, NATO, yang mengatakan tidak akan mengirim pasukan ke Ukraina jika Rusia menyerang.
Namun, ternyara NATO juga telah meningkatkan pasukannya di negara-negara anggota, seperti di Estonia, Latvia, Lithuania, Polandia, Bulgaria dan Rumania.