Syahril mengatakan gejala varian omicron sebenarnya hampir sama dengan gejala varian-varian sebelumnya, yaitu adanya demam, batuk dan gatal di tenggorokan, terutama pada derajat ringan hingga sedang.
Menurut Syahril, tidak ada gejala khas dan khusus yang berbeda dengan varian delta maupun varian lainnya.
Sementara pada derajat sedang, berat hingga kritis, tergantung pada tingkat keparahannya. Contohnya jika pada derajat berat mengalami sesak nafas dan adanya gangguan pada sistem pencernaan.
Baca Juga: Menjelang Laga Lawan Persikabo, 9 Pemain Persib Bandung Terpapar Covid-19
Namun pada intinya penyakit ini menyerang pernafasan, sehingga jika mengalami sesak perlu bantuan oksigen High Flow Nasal Cannula (HFNC) yang bertekanan sangat tinggi, bahkan pasien perlu ventilator jika sangat kritis.
Dokter Paru pada Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan Erlina Burhan mengatakan gejala-gejala umum yang ditemui pada pasien yang dirawat di rumah sakit kawasan Jakarta Timur tersebut paling banyak adalah batuk dan nyeri tenggorokan.
Erlina mengatakan batuk dan nyeri atau gatal tenggorokan merupakan gejala khas varian omicron, berbeda dengan delta yang gejalanya sebagian besar pasien mengalami demam.
Dari pasien yang dirawat hanya sekitar 18 hingga 20 persen yang mengalami demam, sementara saat varian delta hampir 90 persen bergejala demam. Para pasien yang diketahui omicron dan kemungkinan juga terpapar varian baru tersebut tidak ada yang mengalami sesak nafas atau membutuhkan ventilator.
Hal itu menunjukkan bahwa tidak ada kerusakan pada paru-paru. Berdasarkan data diketahui bahwa omicron berkembang pada saluran nafas atas.
Jadi, menurut Elina, gejalanya hanya ringan-ringan saja, kalau masyarakat mengetahui ada yang batuk, nyeri tenggorokan atau tenggorokan gatal untuk kondisi omicron saat ini, kita curiga bahwa itu adalah omicron. Jangan tunggu demam, apalagi ada riwayat kontak dengan pasien, maka segera memeriksakan diri.
Baca Juga: BMKG Prakirakan Sejumlah Kota Besar di Indonesia Cerah Berawan pada Hari Ini
Strategi pemerintah
Sebagai langkah mencegah penyebaran dan peningkatan kasus Covid-19, protokol kesehatan masih menjadi strategi utama yang terus digaungkan pemerintah, yaitu dengan 5M, yakni memakai masker, mencuci tangan, menjauhi kerumunan, menjaga jarak dan mengurangi mobilitas.
Menkes Budi juga mengungkapkan protokol kesehatan paling penting dijalankan dan tidak perlu panik menghadapi kasus yang meningkat.
Selain itu, pemerintah terus melakukan percepatan vaksinasi, termasuk vaksin penguat, terutama di DKI Jakarta.