jawa-tengah

Petani Bantul Belajar Agrowisata Kelapa Kopyor di Dukuhseti Pati

Sabtu, 30 Oktober 2021 | 15:05 WIB
Anggota kelompok Tani Lestari Mulyo Imogiri Bantul DIY mengunjungi agrowisata kelapa kopyor Ngagel Pati. ( Alwi Alaydrus)

PATI, harianmerapi.com - Puluhan petani asal Dukuh Naungan, Desa Selopamioro Imogiri Bantul, yang tergabung dalam kelompok Tani Lestari Mulyo bersama Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY mengunjungi salah satu sentra kelapa kopyor di Desa Ngagel kecamatan Dukuhseti, Pati. Mereka tertarik untuk belajar secara langsung cara penanaman kelapa kopyor.

Kasi Produksi Tanaman Perkebunan DPKP DIY, Ir Bambang Budiati mengatakan potensi agrowisata kelapa kopyor yang dipadukan dengan sajian kuliner sangat menjanjikan. Mengingat di wilayahnya, model wisata seperti ini belum pernah ada.

"Kami ingin belajar teknis penanaman kelapa kopyor secara langsung. Ternyata, agrowisata yang dipadukan dengan kuliner seafood sangat menjanjikan. Nantinya kalau di Jogya, bisa kita padukan dengan kuliner ayam ingkung, " jelas Bambang saat mengunjungi Omah Kopyor Dukuhseti, Sabtu (30/10/2021).

Baca Juga: Waspadai Peningkatan Kasus Covid-19, Masyarakat Harus Terapkan Prokes

Menurutnya, kunjungan ke Omah Kopyor di Desa Ngagel murni dari swadaya petani yang ingin mengembangkan agrowisata kelapa kopyor. "Dengan mengetahui cara penanaman dan perawatan yang benar, nantinya akan mampu meningkatkan perekonomian petani dan mampu bangkit pasca pandemi" kata Ir Bambang Budiati.

Dijelaskannya, kondisi geografis di Naungan hampir sama dengan yang ada di Dukuhseti. "Sehingga kami yakin akan bisa mengembangkan potensi agrowisata kopyor di Yogyakarta. Mengingat, saat ini model wisata seperti ini belum ada di daerah kami," jelasnya.

Sementara itu, pengelola Omah Kopyor, Tulus Sanyoto mengingatkan, bagi petani pemula yang ingin mengembangkan kelapa kopyor jangan terbuai dengan nilai ekonomis yang tinggi. Karena ada beberapa hal teknis yang harus dipahami sebelum menanam kelapa kopyor.

Baca Juga: Wujudkan Pendidikan Karakter, Sekolah Kesatuan Bangsa Jogja Salurkan 600 Paket Bantuan untuk 15 Panti Asuhan

"Nilai ekonomis kelapa kopyor memang fantastis dibanding kelapa biasa. Karena setiap tandan buah kelapa yang kopyor alami hanya sekitar 25 hingga 35 persen. Dan potensi pohon berbuah kopyor itu hanya 70 persen dari ditanam," terangnya.

Tulus Sanyoto menambahkan, yang perlu diperhatikan menanam kelapa kopyor adalah cara pemupukan. Diperlukan pemupukan yang maksimal saat kelapa mendekati berbuah. Hal ini diperlukan agar "malai" yang dihasilkan semakin panjang dan buah yang dihasilkan juga banyak.

"Selain itu, yang harus diperhatikan adalah potensi serangan hama utama kelapa yaitu kwangwung. Jadi harus diperhatikan pengendalian hama ini dengan memperhatikan kebersihan dan sistem sanitasi lingkungan. Upayakan juga jauh dari peternakan sapi," ujar Tulus Sanyoto.

Baca Juga: Anggota DPR Rekomendasikan Agar Pemerintah Batalkan Penerapan Hasil Tes PCR untuk Penerbangan Domestik

Saat ini, kebutuhan kelapa kopyor Ngagel untuk pengunjung agrowisata seluas 3.500 m3 itu mencapai 300 butir per bulan. Di tingkat pengepul, harga kelapa kopyor bervariasi antara Rp 25 ribu hingga Rp 57 ribu tergantung diameter buah. Sementara untuk kebutuhan bibit mampu menjual 150 bibit kelapa kopyor per bulan dengan harga Rp 25 ribu per bibit.

Sementara untuk bibit yang bersertifikat dijual Rp 30 ribu. "Jadi, bertani kopyor masih sangat menjanjikan. Setelah dibukanya obyek wisata beroperasi, Omah Kopyor mulai ramai pengunjung. Dan omzet saat ini bisa mencapai Rp 1 juta hingga Rp 1,8 juta khusus akhir pekan," pungkasnya.

Tags

Terkini

PPDI Merah Putih Ingin Berpatisipasi MBG dan KDMP

Minggu, 21 Desember 2025 | 18:00 WIB