jawa-tengah

Sebagian wilayah Pati mulai alami kekeringan, warga harus beli air bersih

Minggu, 30 Juli 2023 | 15:35 WIB
Warga desa Ronggo kecamatan Jaken berebut bantuan air bersih. (Foto : Alwi Alaydrus)

HARIAN MERAPI - Memasuki akhir bulan Juli, wilayah kabupaten Pati bagian tenggara, mulai mengalami kekeringan. Sumur tanah tidak bisa lagi mengeluarkan air.

Akibatnya, untuk mencukupi kebutuhan air bersih rumahtangga, warga harus membeli air bersih Rp 350 hingga 450 ribu per truk (tangki isi 5000 liter).

Dari pantauan Minggu (30/7/2023), sejumlah desa yang mengalami kekeringan di wilayah kecamatan Jaken, adalah Ronggo, Sidomukti, dan desa Mantingan. Warga di tiga desa tersebut, rela antre mengambil air saat ada bantuan kemanusiaan yang dikirim relawan.

Baca Juga: UIN Salatiga mulai program bantuan anak pekerja migran di Malaysia

Sejumlah warga mengatakan, kesulitan air bersih sudah terjadi sebulan lalu. Akibat kejadian kekeringan, selain menyebabkan kurangnya air bersih untuk kebutuhan air bersih rumahtangga, seperti untuk memasak, mandi, atau mencuci, juga mengakibatkan layu, dan bahkan mati aneka tanaman di areal pertanian.

"Kami harus beli air bersih Rp 450 ribu per tangki" tutur beberapa penduduk.

Sejumlah warga menyatakan, meski daerahnya mengalami kekeringan, namun mereka mengaku belum pernah mendapat bantuan (pengedropan) air bersih dari pemkab Pati.

Baca Juga: Onthel Kebangsaan 2, sebuah upaya merawat keberagaman jelang Pemilu 2024

"Ini banyak tanaman tembakau dan tebu yang mati akibat tidak ada air untuk menyiram" tambah mereka.

Sementara itu, Harimawan Andi Nurdin, seorang relawan Kembang Joyo, mengatakan pihaknya mulai mengirim bantuan air bersih secara gratis ke wilayah kecamatan Jaken yang mengalami kekeringan. Yakni minimal, setiap hari dikirim 2 truk air.

"Beaya per tangki Rp 350 ribu. Dana didapat dari bantuan warga Pati yang mempunyai kepedulian" ujarnya.

Baca Juga: Luna Maya sempat kesulitan perankan Suzzanna dalam film horor 'Suzanna Malam Jumat Kliwon'

Menurut relawan yang biasa dipanggil Andi ini, memperkirakan jika tidak ada hujan dalam waktu dekat ini, maka luasan wilayah yang mengalami kekeringan akan bertambah. Khususnya, di daerah yang berdekatan dengan sungai Juwana.

Seorang warga, Agus Supriyanto memperkirakan, kekeringan di daerah Jakenan, biasanya terjadi mulai Agustus atau setelah musim panen kedelai.

Hal senada juga dikatakan seorang warga di Sukolilo, Aris Sugiyono. Desa di kecamatan Sukolilo, tuturnya, yang rawan mengalami kekeringan, di Kedumulya, Cengkalsewu dan Baleadi.

Tags

Terkini

PPDI Merah Putih Ingin Berpatisipasi MBG dan KDMP

Minggu, 21 Desember 2025 | 18:00 WIB