HARIAN MERAPI - DPRD Kulon Progo mengadakan studi tiru ke Kota Bandung, Kamis-Sabtu (22-24/6/2023). Kunjungan tersebut dilakukan untuk menimba ilmu terkait strategi peningkatan PAD dari sektor pariwisata dan BUMD.
Dalam kunjungan ini, DPRD Kulon Progo didampingi PDAM Tirta Binangun Kulon Progo, Dinas Pariwisata Kulon Progo dan awak media yang tergabung dalam Paguyuban Wartawan Kulon Progo (PWK).
Sejumlah pejabat yang melaksanakan studi tiru ke Kota Bandung yakni Wakil Ketua I DPRD Kulon Progo, Ponimin, Wakil Ketua II DPRD Kulon Progo, Lajiyo Yok Mulyono, Ketua Komisi I, Drs Suharto, Anggota Komisi II, Hamam Cahyadi, Ketua Komisi III, Nur Eni Rahayu dan Ketua Komisi IV, Muhtarom Asrori.
Baca Juga: Lima ciri istiqomah dalam beragama, diantaranya selalu berkata benar dan tidak menggunjing
Turut serta dalam kunjungan, Dirut PDAM Tirta Binangun Kulon Progo, Jumantoro dan Kasi Promosi Pariwisata Dinas Pariwisata Kulon Progo, Akhmad Tribiyantoro.
Wakil Ketua I DPRD Kulon Progo, Ponimin mengatakan, pihaknya berupaya menggali ilmu terkait keberhasilan Kota Bandung dalam penataan banyak hal. Salah satunya strategi peningkatan PAD termasuk dari BUMD.
"Bandung merupakan kota tua yang ada sejarah panjangnya. Segala sesuatu di Bandung berjalan dengan baik sehingga pantas didatangi untuk menggali strategi keberhasilannya," kata Ponimin.
Pada kunjungan sesi pertama di Balaikota Bandung, rombongan diterima Plh Asisten Pemerintahan Kota Bandung, Asep Cucu Cahyadi. Ia menyampaikan, APBD Kota Bandung saat ini mencapai Rp 7,3 triliun dengan PAD Rp 3,2 triliun. Mayoritas PAD berasal dari pajak daerah yakni restoran, hotel dan fashion yang mencapai Rp 2,4 triliun.
"Bandung memang tempat wisata belanja dan kuliner. Banyak yang datang ke sini hanya untuk makan dan belanja," katanya.
Dalam mendongkrak PAD, Kota Bandung menjual jasa, pariwisata dan industri kreatif. Tingkat urbanisasi daerah ini cukup tinggi tanpa menetap sehingga jumlah penduduk Bandung 2,5 juta jiwa pada siang hari akan bertambah menjadi 3 juta hingga 3,5 juta pada malam hari.
"Badan usaha di Bandung ada Perusahaan Daerah Pasar Bermartabat dan BII selalu pihak yang menangani investasi termasuk telekomunikasi. Kita juga punya lebih dari 300 aplikasi untuk mendukung program smartcity. Pelayanan ini semata-mata untuk lebih menyejahterakan masyarakat. Ada enam fungsi utama di Bandung yaitu Pendidikan, Perdagangan, Industri, Wisata, Pemerintahan dan Elatase Jawa Barat," jelas Asep.
Baca Juga: Olahraga Berkuda Harus Dikenalkan di Sekolah, Pemkab Pati Beri Dukungan
Kemudian pada sesi kedua, rombongan DPRD Kulon Progo berkunjung ke DPRD Kota Bandung. Ketua Fraksi Partai Nasdem DPRD Kota Bandung, Uung Tanuwidjaja mengatakan, keberadaan bandara internasional di Kulon Progo yakni YIA menjadi aset yang luar biasa.
Penumpang pesawat yang turun di bandara ini seharusnya langsung diarahkan untuk pameran atau acara lainnya. Dalam mengembangkan pariwisata, Kulon Progo juga diminta melibatkan UMKM untuk berbicara mengenai kearifan lokal pada produk-produknya.