HARIAN MERAPI - Selain dikenal sebagai sutradara film kawakan asal Indonesia, Hanung Bramantyo juga dikenal sebagai aktor, penulis skenario dan produser film.
Bahkan pemilik nama panjang Hanung Bramantyo Anugroho ini termasuk salah satu dewan pakar Lembaga Seni Budaya (LSB) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.
Wajar saja, ketika digelar Rapat Kerja Pimpinan LSB PP Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), akhir pekan lalu, Hanung Bramantyo mendapat amanah memberikan sambutan saat pembukaan.
Menurutnya, LSB yang dimiliki PP Muhammadiyah layak sebagai pusat kebudayaan, sebab banyak pusat kebudayaan seperti museum yang belum mengedepankan kemajuan infrastruktur, sehingga semakin sedikit diminati masyarakat.
“Saya ingin pusat kebudayaan Muhammadiyah ke depannya dapat bersinergi dengan sektor lain di bidang yang sama seperti film untuk meninggalkan kesan ketinggalan zaman,” ungkap Hanung.
Sutradara film Sang Pencerah (kisah nyata pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan) ini pun berharap Muhammadiyah dapat memberikan perhatian khusus terhadap seni dan budaya.
Baca Juga: Mengenal Balinale 2023, festival yang menghadirkan 45 film dari 13 negara
Suami dari Zaskia Adya Mecca juga menyinggung terkait banyaknya karya dari seniman/budayawan yang berasal dari Muhammadiyah, seperti Dwiki Dharmawan.
“Bahkan beberapa alumni UMY, misalnya Yuda Kurniawan dan Ismail Basbeth sudah sering melakukan workshop film dengan saya,” urai Hanung.
Ketika dalam proses pembuatan film Sang Pencerah, lanjutnya, ia banyak pula mendapatkan bantuan dari Muhammadiyah. Antara lain untuk memperoleh banyak data hingga berdiskusi dalam menyusun skenario film.
Dengan demikian film Sang Pencerah mempunyai akurasi yang tepat dan sesuai dengan sejarah. Suatu hal membanggakan pula dengan film tersebut, dapat mengubah suatu paradigma.
Baca Juga: Bahagianya Warga Sorogenen Ini Terima Bantuan Gerobak Angkringan dari Baznas Kota Yogyakarta
“Bahwa, film sejarah yang kurang diminati masyarakat, berhasil dipatahkan melalui raihan jumlah penonton dan apresiasi masyarakat luar biasa terhadap film Sang Pencerah,” tandas Hanung.
Ditambahkan Hanung, sudah saatnya juga bagi Muhammadiyah untuk melebarkan sayapnya di ranah seni dan budaya terutama melalui penerapan audio-visual.