HARIAN MERAPI - Kondisi di Sudah belum kondusif, sehingga pemerintah RI berusaha untuk mengevakuasi WNI di sana.
Konflik bersenjata antara tentara nasional (SAF) dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) masih berkecamuk sehingga membahayakan keselamatan WNI.
“Koordinasi dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan beberapa misi asing di Sudan dilakukan,” ujar Judha melalui pesan singkat, Senin.
Baca Juga: Horoskop peruntungan Shio Tikus Selasa 25 April 2023, pendekatan yang lebih lembut akan membantu
Sejak 15 April, Sudan dilanda konflik bersenjata antara tentara nasional (SAF) dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF).
Pertempuran militer itu mengakibatkan sedikitnya 413 korban tewas dan 3.551 orang terluka, menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) per 21 April 2023.
Berdasarkan data KBRI Khartoum, saat ini tercatat 1.209 WNI yang tinggal di Sudan. Sebagian besar dari mereka adalah pelajar dan mahasiswa.
Menyikapi status keamanan Sudan yang siaga 1, tim perlindungan WNI KBRI Khartoum hingga 20 April 2023 telah berhasil mengevakuasi 43 WNI yang terjebak di lokasi pertempuran ke tempat perlindungan di KBRI.
Baca Juga: ASN jangan mbolos usai cuti lebaran, TPP Anda bakal dipertimbangkan dan ada sanksi administrasi
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sebelumnya mengatakan persiapan evakuasi WNI dari Sudan telah dikoordinasikan dengan lima perwakilan RI, yaitu yang berada di Khartoum (Sudan), Kairo (Mesir), Addis Ababa (Ethiopia), serta Riyadh dan Jeddah (Arab Saudi).
Namun, ujar Retno, evakuasi hanya bisa dilakukan jika kedua pihak yang berkonflik menyetujui adanya jeda kemanusiaan.
Jeda tersebut bisa dimanfaatkan negara-negara lain untuk menyelamatkan warganya dari Sudan atau bagi komunitas internasional untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Sudan.
Amerika Serikat, Inggris, dan Arab Saudi telah berhasil mengevakuasi warganya dari Sudan.
Sementara itu, Spanyol, Korea Selatan, Kuwait, dan Mesir juga telah berkoordinasi untuk menyelamatkan warga negaranya dari zona konflik.*