sleman

UPTD BP4 Wilayah 2 Sleman Prakarsai Tradisi Wiwitan, Temu Lapang Petani dan Pengukuhan Kelompok Tani

Kamis, 16 Maret 2023 | 08:30 WIB
Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman, Ir Suparmono MM saat memberikan sambutan usai pelaksanaan wiwitan. (Foto: Dok Panitia)

HARIAN MERAPI - Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Penyuluhan Pertanian, Pangan dan Perikanan (BP4) Wilayah 2 (meliputi Godean dan Gamping) memprakarsai beberapa agenda penting, Rabu (15/3/2023).

Tiga agenda penting, yakni tradisi wiwitan di lahan demplot Bulak Brongkol, temu lapang petani dan pengukuhan kelompok tani. Ada pula melihat proses kegiatan sekolah lapang (SL) dalam pembuatan biosaka.

Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman, Ir Suparmono MM hadir dalam rangkaian acara tersebut. Bahkan memotong tumpeng nasi wiwit, lalu diserahkan kepada Kepala UPTD BP4 Wilayah 2, Nurhayati SP MPA.

Baca Juga: Festival Wiwitan di Mbulak Wikel Pleret Bantul, syarat makna dan bentuk syukur kepada Allah

“Wiwitan adalah sebagai bentuk rasa syukur petani atas keberhasilan dalam menanam padi, hasil panennya baik bahkan melimpah,” paparnya.

Istilah wiwitan berasal dari kata wiwit atau kawit yang dapat diartikan mulai, sehingga tradisi wiwit/wiwitan biasa dilakukan saat akan memulai potong padi sebelum panen dilakukan.

Nasi dan aneka pendukungnya biasa disebut nasi atau sego wiwit. Bagian nasi dibentuk tumpeng, lalu ada sayur-mayur (urap), sambel gepeng (dari kedelai), tempe/ tahu goreng dan rempeyek ikan teri.

Baca Juga: Hasil Inovasi Biosaka, Petani Padi Imogiri Bantul Hasilkan 10,42 Ton Per Hektare Gabah Kering

“Alhamdulillah, lahan demplot yang digunakan untuk uji coba aplikasi biosaka atau zat untuk perangsang tumbuh tanaman dan sebelum dipanen digelar wiwitan, secara umum hasil panennya bagus,” ungkap Suparmono.

Masih menurutnya, lahan demplot tanaman padi UPTD BP4 Wilayah 2 luasnya sekitar 1,5 hektar. Lahan tersebut dimanfaatkan pula untuk area Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) swadaya.

“Jumlah peserta penyuluh lapangan untuk ikut SLPHT di lahan demplot itu ada 30 orang, tak hanya dari Godean dan Gamping saja tapi se-Sleman,” terangnya.

Baca Juga: Bupati Sleman keluarkan SE penghentian aktivitas di alur sungai berhulu di Gunung Merapi, ini alasannya!

Sedangkan pengukuhan kelompok tani/kelompok wanita tani (KWT) ada tiga kelompok, yaitu Kelompok Tani Manunggal Karsa Sidomulyo ( dari tingkat Lanjut ke Madya).

Ada pula Kelompok Tani Majas Balecatur (dari tingkat Penumbuhan ke Pemula) dan KWT Arum Remboko Sidoarum (dari tingkat Penumbuhan ke Pemula).

“Kepada kelompok tani maupun KWT yang dikukuhkan, saya berpesan agar pertemuan rutin seperti bulanan ataupun selapanan harus rutin dilaksanakan. Untuk kelompok Pemula, penyuluh wajib hadir saat ada pertemuan rutin,” tandas Suparmono.

Halaman:

Tags

Terkini