gunungkidul

Libatkan eks Napiter, Densus 88 gelar bakti sosial dan sosialisasi anti radikalisme

Rabu, 3 Desember 2025 | 17:55 WIB
Kasatgaswil DIY Densus 88 AT Polri, saat menggelar bansos dan sosialisasi ( Foto: Istimewa)

HARIAN MERAPI - Satuan Tugas Wilayah Densus 88 Anti-Teror Polri menggelar kegiatan Bakti Sosial sekaligus sosialisasi pencegahan intoleransi, radikalisme, ekstremisme, dan terorisme di Yayasan Mata Hati, Paliyan, Gunungkidul, Rabu (3/12/2025).

Kegiatan ini menjadi bagian dari program deradikalisasi dan pembinaan masyarakat untuk memperkuat ketahanan sosial dari berbagai ancaman ideologi kekerasan.

Acara ini dihadiri pengurus dan anak-anak Yayasan Mata Hati, serta berbagai tokoh daerah, seperti Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Gunungkidul, Kapolsek Paliyan, Danramil Paliyan, kepala kalurahan, tokoh masyarakat, serta eks narapidana terorisme (napiter) yang kini menjadi mitra deradikalisasi.

Kasatgaswil DIY Densus 88 AT Polri, yang tidak disebut namanya dalam sambutannya menegaskan pentingnya sinergi seluruh pihak dalam menjaga kerukunan dan memperkuat wawasan kebangsaan di tingkat masyarakat.

Baca Juga: Paksa Napi makan daging anjing, Kalapas Enewira dicopot

"Hari ini, kita berkumpul dengan dua tujuan mulia. Pertama, berbagi kasih melalui bakti sosial sebagai wujud nyata kepedulian. Kedua, memperkuat ketahanan sosial melalui sosialisasi. Di tengah perbedaan, kita harus waspada terhadap ancaman intoleransi yang dapat memecah belah," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa kebersamaan antara aparat keamanan, pemerintah daerah, dan tokoh lintas agama menjadi fondasi penting dalam menjaga wilayah tetap damai.

"Kegiatan ini merupakan bukti komitmen kita bersama untuk menjaga kerukunan. Sosialisasi ini penting sebagai bekal agar kita mampu menjadi agen perdamaian yang menangkal paham ekstremisme, dimulai dari lingkungan terdekat," lanjutnya.

Salah satu bagian yang menarik perhatian dalam kegiatan ini adalah keterlibatan eks napiter. Mereka hadir untuk memberikan testimoni langsung tentang bahaya ideologi ekstrem dan proses kembali ke masyarakat.

Baca Juga: Literasi dan inklusi keuangan masih jadi tantangan nasional, begini penjelasan OJK

Kesaksian ini diharapkan memberikan pemahaman mendalam dan menjadi pembelajaran bagi warga Paliyan, khususnya anak-anak dan penghuni Yayasan Mata Hati.

"Mari kita jadikan Yayasan Mata Hati dan Kalurahan Paliyan sebagai rumah yang aman, damai, dan penuh toleransi bagi semua," tandasnya.

Melalui kegiatan ini, Densus 88 berharap masyarakat semakin memiliki kesadaran kuat untuk menjaga persatuan, menolak intoleransi, dan mempertahankan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.(*)

Tags

Terkini