internasional

Iran sita kapal tanker minyak tujuan Singapura, ini alasannya

Minggu, 16 November 2025 | 10:00 WIB
Presiden Iran Ebrahim Raisi menghadiri konferensi pers di Majelis Umum PBB, New York City, AS, 20 September 2023. Ebrahim Raisi dikabarkan tewas dalam sebuah kecelakaan helikopter yang ditumpanginya. (ANTARA FOTO/REUTERS/Shannon Stapleton)



HARIAN MERAPI- Iran bertindak tegas terhadap kapal tanker minyak yang menuju Singapura di Selat Hormuz.


Iran menyita kapal tanker minyak berbendera Kepulauan Marshall bernama Talara.
Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran pada Sabtu menyatakan telah menyita sebuah kapal tanker minyak yang menuju Singapura di Selat Hormuz.

 

"Pukul 07.30 (atau 11.00 WIB) kemarin, unit tanggap cepat Angkatan Laut IRGC melacak pergerakan sebuah kapal tanker minyak berbendera Kepulauan Marshall bernama Talara. Setelah menerima izin yudisial untuk menyita kapal tersebut, IRGC mencegatnya," demikian pernyataan tersebut.

Baca Juga: Menunggu hukuman mati

Kapal tanker tersebut mengangkut 30.000 ton petrokimia ke Singapura, ungkap IRGC, seraya menambahkan bahwa setelah pemeriksaan menyeluruh dan verifikasi dokumentasinya, kapal tersebut terbukti melanggar ketentuan pengangkutan kargo.

Pada 14 November, operator kapal tanker Columbia Shipmanagement yang berbasis di Siprus, menyatakan telah kehilangan kontak dengan kapal yang mengangkut bahan bakar diesel berkadar sulfur tinggi tersebut. Perusahaan telah bekerja sama erat dengan dinas keamanan maritim, serta pemilik kapal, untuk memulihkan kontak dengan kapal tersebut.

Selat Hormuz menghubungkan Teluk Persia dengan Teluk Oman, dimana kapal-kapal kemudian memasuki Laut Arab dan Samudra Hindia. Pantai utara selat tersebut milik Iran, sementara pantai selatan milik Oman dan Uni Emirat Arab.

Baca Juga: Mencari tersangka baru kasus hibah pariwisata di Sleman

Iran telah berulang kali mengancam akan memblokir Selat Hormuz, jalur utama pasokan minyak dan gas alam cair (LNG).

Menurut Badan Energi Internasional, aliran minyak melalui selat tersebut rata-rata 20,9 juta barel per hari pada 2023, dengan 83 persen pengiriman minyak mentah dan pasokan LNG menuju Asia, terutama China, India, Jepang, dan Korea Selatan.*

 

Tags

Terkini