Karena itu, Dewi menekankan pentingnya jurnalis untuk tetap menjunjung tinggi integritas dan independensi, serta selalu berpegang pada kode etik jurnalistik. "Untuk memastikan bahwa kemudahan informasi yang baik dan benar untuk publik," kata Dewi.
Salah satu peran yang dilakukan Komdigi yakni terus berkomitmen dengan mendukung kapasitas insan media atau sumber daya manusia salah satunya melalui acara ini.
Tantangan AI memerlukan kesiapan sumber daya manusia. Dewi bilang, teknologi AI adalah tools, sehingga bagus atau tidaknya produk yang dihasilkan bergantung pada orang dibaliknya.
"Konsen untuk peningkatan kapasitas SDM ini menjadi penting, tidak hanya bagaimana memanfaatkan teknologi yang lebih efektif, tapi bagaimana memastikan pemanfaatan tersebut secara bijak," sambung Dewi.
Setelah sesi talkshow, acara dilanjutkan dengan workshop yang diisi oleh Rina Nurjannah, Redaktur Utama, dan Nanda Saputri, SEO Manager tirto.id.
Aturan penggunaan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) telah diatur dalam Peraturan Dewan Pers No. 1 Tahun 2025 tentang Pedoman Penggunaan Kecerdasan Buatan dalam Karya Jurnalistik.
Tujuannya adalah menjaga martabat pers dan menjadikan etika serta profesionalisme sebagai panduan di tengah disrupsi AI. Aturan ini menekankan untuk menjaga etika dan profesional jurnalis.
Acara ini diikuti oleh 95 jurnalis dari media lokal, homeless media, dan pers mahasiswa. *