HARIAN MERAPI - Presiden ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri menanam pohon bodhi (Ficus religiosa) di halaman Balairung Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Rabu (1/10).
Dengan mengenakan kemeja bergaris merah putih dan celana panjang merah marun, Megawati yang hadir sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) itu menanam pohon secara simbolis bersama Rektor UGM Prof Ova Emilia dengan menguruk tanah menggunakan sekop.
Usai kegiatan tersebut, Ketua Umum PDI Perjuangan itu mengunjungi sejumlah stan produk hasil penelitian UGM dan BRIN di selasar Balairung.
Baca Juga: Kasus Udang Beku Terpapar Radiasi, Satgas Temukan Sumber Cs-137 di Kawasan Industri Cikande
Dekan Fakultas Kehutanan UGM Sigit Sunarta menjelaskan pohon bodhi yang termasuk dalam family Moraceae itu dipilih karena sarat makna religius dan filosofis.
"Pohon ini spesial. Dalam sejarah, Buddha Gautama mencapai pencerahan di bawah pohon bodhi. Bagi umat Hindu juga dianggap sebagai representasi dewa," ujarnya.
Selain itu, kata dia, pohon bodhi memiliki manfaat ekologis yang besar. Tanaman itu termasuk kategori "fast growing species" sehingga cepat tumbuh, rindang, dan berperan penting sebagai penyerap karbon.
Baca Juga: Wacana proyek PLTPB Gunung Lawu mencuat lagi, Ketua DPRD Karanganyar tegas menolak
"Dalam konteks sekarang ketika kita bicara perubahan iklim, penanaman pohon seperti bodhi ini sangat relevan karena simpanan karbonnya cukup besar," katanya dilansir dari Antara.
Ia menyebutkan, meski kayu pohon bodhi termasuk kelas ringan dan tidak banyak dimanfaatkan untuk konstruksi, nilai simbolis dan ekologisnya justru jauh lebih penting.
"Biasanya digunakan untuk kerajinan seperti topeng, tapi nilai religiusitas dan manfaat ekologinya lebih utama," ucapnya.
Baca Juga: Kebakaran di Kilang Pertamina Dumai Disertai Ledakan Keras
Lebih jauh, pohon yang mempunyai sebaran alami di Himalayas ke China Selatan (Yunnan), Vietnam, dan Thailand Utara itu juga dimaknai sebagai simbol keteguhan, kesabaran, perlindungan, dan kedermawanan.
"Umurnya bisa mencapai ratusan tahun, akarnya kuat, tajuknya besar, sehingga memberikan perlindungan dan manfaat yang luas," tutur Sigit. *