HARIAN MERAPI - Lanjutan rapat pansus Hak Angket DPRD Pati dengan agenda mendengar keterangan dari Kepala PUPR, Riyoso, Rabu (17/9/2025), ternyata berjalan lesu. Beberapa tokoh pergerakan sipil di Pati mengaku kaget, karena, nyaris tidak ada pertanyaan yang menukik.
"Sepertinya, pansus hak angket DPRD Pati, malu-malu dan takut," tutur koordinator presidium LSM Dewan Kota, Pramudya usai mengamati jalannya rapat pansus.
"Kondisi ini karena apa, ya ? Publik harus tahu penyebabnya," ucap direktur Advokasi Nasional, Maskuri Alfathy SH MH
Sebagaimana diketahui, akibat aksi demo besar 13 Agustus lalu yang dipicu kenaikan PBB sampai 250 persen, DPRD Pati langsung membentuk pansus hak angket. Terdapat 12 macam agenda yang dipertanyakan pansus ke pihak ekskutif.
Baca Juga: Gaya 'cowboy' Purbaya Yudhi Sadewa mulai disukai publik, semoga berdampak positif untuk Indonesia
Selama pelaksanaan rapat, terlihat pansus sangat berwibawa dihadapan perwakilan ekskutif. Bahkan, Teguh Bandang Waluyo selaku pimpinan pansus, berhasil mengungkap misteri mekanisme distribusi makan/minum di RSUD Soewondo Pati.
Menurut pengamat psikologi masa Pati, drs Lilik Salamun menduga jika ademnya suasana rapat pansus, karena sudah sesuai rencana (skenario).
Tokoh warga kecamatan Winong, Sentut Karyono mengungkap, lesunya anggota pansus kemungkinan akibat terpancing dari gaya pihak PUPR yang cenderung merendah dan tidak berbelit.
"Pertanyaan yang dilontarkan anggota pansus, kurang menohok," tuturnya.
"Pihak penanya, nampak kurang berani" tambah humas Koalisi Masyarakat Sipil (KMS) Pati, Alif Ponari.
Di sisi lain, ademnya suasana rapat pansus hak angket yang mengundang kepala PUPR, mendapat apresiasi direktur Joeang.
"Alhamdulillah. Ini pertanda anggota pansus sudah memahami kondisi daerah," ucap Fatkurochman SH MH.
"Yang terpenting, kurun mendatang tidak ada lagi suasana panas" tambahnya.
Kepala Dinas PUPR Pati, H Riyoso S.SOs MM mengungkap jika penanganan segala macam proyek, seperti pembangunan jalan dan pencarian anggarannya, sudah sesuai regulasi.