HARIAN MERAPI- Merti Desa atau yang dikenal dengan Saparan berlangsung meriah di Dukuh Warak di RT 01 RW 06 Kelurahan Dukuh Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga, Jumat (15/08/2025) lalu.
Acara ini juga dihadiri oleh segenap tokoh masyarakat, anggota DPRD Kota Salatiga, Kepala Perangkat Daerah, Camat beserta Anggota Forkopimcam Sidomukti, Ketua LPMK, serta masyarakat Kota Salatiga.
Acara tahunan yang merupakan salah satu warisan budaya lokal ini diikuti ratusan warga, tokoh masyarakat, dan beberapa komunitas seni di Kota Salatiga.
Baca Juga: Keretakan hubungan suami istri dalam keluarga
Saparan Warak merupakan tradisi yang rutin dilaksanakan oleh warga Warak Kelurahan Dukuh setiap bulan Sapar dalam kalender Jawa, sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas limpahan rezeki, keselamatan, dan kerukunan warga.
Berbagai rangkaian acara digelar, mulai dari doa bersama, pagelaran Reog, hingga pentas kesenian tradisional wayang kulit.
“Saparan di Warak Dukuh ini dilaksanakan rutin setiap setahun sekali di bulan sapar untuk melestarikan budaya yang ada di kawasan Warak ini,” ujar Ketua RW 06 Warak Eko Budiono.
Waliota Salatiga, Robby Hernawan yang hadir pada acara inj memberi apresiasi kepada seluruh panitia beserta warga yang telah mengadakan tradisi saparan setiap tahunnya.
Baca Juga: Tanaman alpukat idealnya dipangkas secara berkala, entok cocok untuk hadiah lomba Pitulasan
Sementara itu acara pertunjukan seni dibuka dengan penyerahan simbolik tokoh utama wayang kulit “Petruk Dadi Ratu” dilanjutkan tarian daerah yang diperankan oleh warga setempat yang menjadi pertanda bahwa pertunjukan wayang akan segera dimulai.
Pagelaran wayang Kulit “Petruk Dadi Ratu” dibawakan Dalang muda Ki Tegar Yudha Arfi Maulana dari Ngablak Magelang.*