solo

BPBD Sukoharjo waspadai peralihan cuaca masuk musim kemarau

Kamis, 24 April 2025 | 14:45 WIB
Arsip. Bupati Sukoharjo Etik Suryani mengirim bantuan air bersih untuk warga terdampak kekeringan. (Wahyu imam ibadi)

HARIAN MERAPI - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo mewaspadai peralihan cuaca masuk musim kemarau.

Hal ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi dampak kekeringan akibat panas ekstrem membuat warga kekurangan air bersih. Pemantauan saat ini sudah dilakukan di wilayah rawan kekeringan di Kecamatan Tawangsari, Weru dan Bulu.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo Ariyanto Mulyatmojo, Kamis (24/4/2025) mengatakan, BPBD Sukoharjo terus melakukan koordinasi melibatkan BMKG terkait perkembangan kondisi cuaca. Saat ini diketahui masih musim hujan. Namun demikian curah hujan terus mengalami penurunan.

Penurunan curah hujan sejak beberapa hari terakhir berdampak pada turunnya debit air Sungai Bengawan Solo dan sungai lainnya. Selian itu, suhu udara mengalami kenaikan cukup panas.

Baca Juga: Menkomdigi ingatkan pentingnya lindungi anak-anak di ruang digital, begini strateginya

"Sekarang masih sesekali turun hujan. Tapi intensitasnya terus turun. Artinya tidak setiap hari turun hujan. Kami masih terus berkoordinasi dengan BMKG terkait perkembangan kondisi cuaca.

Antisipasinya nanti terkait musim kemarau berdampak kekeringan dimana warga di wilayah rawan kekeringan terancam kekurangan air bersih," ujarnya.

BPBD Sukoharjo berdasarkan informasi perkembangan cuaca dari BMKG tersebut langsung ditindaklanjuti di lapangan. Salah satunya dengan menerjunkan petugas memantau wilayah dengan sasaran di Kecamatan Tawangsari, Weru dan Bulu.

Ketiga kecamatan tersebut dipantau serius karena merupakan wilayah rawan kekeringan. Saat musim kemarau datang banyak warga disana kekurangan air bersih.

Baca Juga: Wanita single partner tetap disarankan skrining HPV, ini manfaatnya menurut dokter

"Masih dalam tahap pemantauan antisipasi musim kemarau berdampak pada kekeringan. Kami juga melibatkan pemerintah desa dan kecamatan," lanjutnya.

Hasil pemantauan sementara saat ini diketahui sumber air warga seperti sumur masih memiliki stok aman. Artinya kebutuhan air bersih warga masih dapat dipenuhi dari sumur. Kondisi tersebut terjadi karena sumur mendapat suplai dari hujan.

Data BPD Sukoharjo diketahui total ada 17 desa rawan kekeringan di Kabupaten Sukoharjo tersebar di tiga kecamatan yakni Kecamatan Tawangsari, Weru dan Bulu. Data BPBD Sukoharjo diketahui wilayah rawan kekeringan tinggi di Kecamatan Weru meliputi Desa Karangtengah, Desa Karangwuni, Desa Krajan, Desa Jatingarang, Desa Karanganyar, Desa Alasombo, Desa Karangmojo, Desa Weru, Desa Karakan, Desa Tegalsari, Desa Tawang dan Desa Ngreco.

Wilayah Kecamatan Bulu kerawanan kekeringan tinggi di Desa Kamal, Desa Kunden, Desa Puron. Sedangkan di Kecamatan Tawangsari wilayah rawan kekeringan tinggi di Desa Watubonang dan Desa Pundungrejo.

Baca Juga: Mengapa wanita yang sering melahirkan normal rentan tertular virus HPV, begini penjelasan dokter

Halaman:

Tags

Terkini