HARIAN MERAPI - Kasus penyakit chikungunya melonjak di pekan ke-14 tahun 2025. Wilayah endemik berada di wilayah Karanganyar kota dan sekitarnya.
"Pekan pertama tinggi, sampai 23 kasus chikungunya. Pekan kedua sampai ketigabelas nol kasus. Langsung melonjak 13 kasus pada pekan keempatbelas," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar, Purwati, Senin (21/4/2025).
Pekan ke-14 bertepatan pekan kedua bulan April 2025. Data tersebut hasil laporan puskesmas dari 17 kecamatan.
Baca Juga: Mengaku iseng, dokter gigi rekam mahasiswi mandi
Di pekan tersebut, sebanyak 13 kasus chikungunya terjadi di wilayah Kelurahan Jantiharjo Kecamatan Karanganyar Kota.
Selanjutnya, kasus lain di pekan sebelumnya terjadi di Kecamatan Jaten sebanyak 19 kasus di Kecamatan Jaten dan empat kasus di Kecamatan Matesih.
Pasien terbanyak usia 5-14 tahun atau 54 persen dari seluruh kasus. Tak ada pasien meninggal dunia akibat penyakit ini.
"Vektornya nyamuk. Penyakit dari nyamuk aedes aegypti masih ada DBD yang juga tinggi hingga pekan ke-14. Ada yang meninggal untuk DBD," katanya.
Baca Juga: Apa Itu USDT dan Apa Perbedaannya dengan USD?
Berdasarkan grafik klasifikasi kasus DBD sampai minggu ke-14, data yang terlaporkan sebanyak 535 kasus DBD.
Kasus yang paling banyak ditemukan yaitu Demam Dengue (DD) 211 kasus dan Demam Berdarah Dengue (DBD) 196 kasus.
"Pekan ke-14 nambah lima kasus. Sampai pekan itu ada dua yang meninggal dunia," katanya.
Baca Juga: Kasus pembunuhan jurnalis Kalsel, LPSK: Ada indikasi unsur tindak pidana kekerasan seksual
Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas pasien yang terinfeksi dengue berada dalam kategori yang membutuhkan pengawasan medis untuk mencegah komplikasi.