sleman

Buka 24 jam setiap hari untuk melayani pembelian, produsen dan toko roti di Godean ini tanpa ada libur

Sabtu, 25 Januari 2025 | 15:50 WIB
Bukhori saat berada di tempat usahanya, memproduksi dan menjual roti sejak 2001 silam. (Foto: Sulistyanto)

HARIAN MERAPI- Budaya gotong-royong di kawasan pedesaan masih terjaga dengan baik. Ketika ada orang meninggal dunia, misal tengah malam, biasa ada yang mencari roti untuk suguhan.

Baik itu suguhan bagi yang gotong-royong memasang tenda maupun perlengkapan lain, hingga untuk tamu-tamu takziah esok harinya. Sejumlah produsen maupun toko roti biasa menjadi jujugan.

Salah satunya, yakni Cipta Rasa Bakery yang berada di kawasan Sidomoyo Godean Sleman yang buka 24 jam. Bahkan di ruangan maupun nota penjualan ada tulisan: “24 Jam x 31 Hari, Tanpa Libur.”

Baca Juga: Menteri UMKM Apresiasi Keberadaan Rumah Kemasan

Menurut pemilik Cipta Rasa, Bukhori, pihaknya mempunyai beberapa tenaga kerja/karyawan dengan mddel shift, yaitu dari pagi- siang, siang-sore, dan sore-malam.

“Shift sore sampai malam, yakni selesai kerja sekitar pukul 24.00 WIB, antara lain bertugas membuat adonan roti. Adonan mulai dioven menjadi roti kisaran pukul 04.00 WIB,” terangnya, baru-baru ini.

Dengan jadwal waktu tersebut, sehingga setiap ada konsumen datang membeli maupun memesan roti, selalu ada petugas. Ketika sepi, atau ada yang tertidur dipersilakan nge-bel pula.

“Saat hari H Idul Fitri, kami juga hanya tutup sebentar ketika Shalat Idul Fitri saja. Setelah itu, membuka toko maupun menyelesaikan pekerjaan pesanan roti,” terangnya.

Baca Juga: Aturan Baru PPDB, Murid akan Dialihkan ke Sekolah Swasta Jika Tidak Diterima Sekolah Negeri, Bagaimana Biayanya?

Jenis roti yang biasa disediakan di toko maupun biasa dipesan konsumen, misalnya lapis legit, mandarin, bika ambon, aneka roll cake, bolu, shiffon asli, egg roll, aneka brownies dan caramel.

Selain itu juga menerima pesanan aneka snack, seperti puding, jajanan pasar hingga ayam kampung kremes/nasi box/aqiqah. Baik aneka roti, snack maupun masakan catering biasa dipesan konsumen, misalnya untuk acara pernikahan, sunatan, syukuran, arisan, pertemuan kantor dan wisuda.

Bahkan ada konsumen, ketika syukuran kelahiran, wisuda hingga pernikahan, rotinya memesan di tempatnya. Ia pun merasa sangat bersyukur, sejak membuka usaha 2001 silam hingga sekarang masih eksis.

“Tapi awal-awal merintis usaha, banyak tantangan kami hadapi. Contohnya, roti-roti yang kami titipkan di Pasar Kranggan Yogya, beberapa hari tak ada pembeli. Sebagian ada yang kami berikan kepada orang gila dan langsung lahap dimakan,” kenang Bukhori.

Baca Juga: Rencana Komdigi Batasi Penggunaan Media Sosial untuk Anak Ditanggapi DPR RI: Nggak Bisa Diputuskan Seketika

Tak berselang lama, lanjutnya, ada konsumen memesan 10 roti lapis. Karena, modal untuk membeli bahan baku kurang, ia meminta uang muka ke pihak pemesan.

Halaman:

Tags

Terkini