solo

Curah hujan tinggi, debit air sungai mulai naik. Masyarakat diminta waspada banjir

Kamis, 14 November 2024 | 17:03 WIB
Ilustrasi. Jalur utama Kudus-Semarang atau sebaliknya lumpuh total karena tergenang banjir antara 1 meter hingga 1,5 meter. Inilah suasana jalan pantura di Desa Karanganyar Demak, terlihat lengang dan genangan banjir malah digunakan arena bermain anak-anak. (Foto: Mc. Thoriq)

"Kondisi di wilayah Kabupaten Sukoharjo masih landai dan di daerah lain terjadi cukup ekstrem karena ada dampak bencana alam banjir bandang, bangunan rusak akibat angin kencang. Kami ingatkan masyarakat tetap waspada peralihan cuaca ekstrem hujan deras dan angin kencang," lanjutnya.

Peringatan kepada masyarakat dilihat dengan kondisi cuaca dimana saat siang hari terasa sangat panas. Namun mendadak mendung hitam disertai angin kencang. Kondisi serupa juga terjadi saat sore dan malam hari.

"Tetap diwaspadai penuh baik di wilayah pinggiran maupun tengah kota. Sebab angin kencang bisa datang tiba-tiba dan bersifat merusak," lanjutnya.

Khusus di tengah kota, BPBD Sukoharjo bersama pihak terkait lainnya sudah melakukan upaya berupa pemangkasan ranting pohon. Hal itu seperti dilakukan disepanjang Jalan Jenderal Sudirman Sukoharjo Kota.

Baca Juga: Kapal Terbalik Dihantam Gelombang di Pantai Watu Lumbung Gunungkidul, Seorang Nelayan Hilang Digulung Ombak

"Kami juga ingatkan masyarakat waspada tanah longsor dan banjir bandang khususnya di wilayah perbukitan di selatan meliputi Kecamatan Tawangsari, Weru dan Bulu. Sebab disana kondisinya kering dan kalau hujan deras dengan durasi lama dan curah hujan tinggi maka rawan tanah longsor," lanjutnya.

BPBD Sukoharjo sudah meminta kepada pemerintah desa dan kelurahan untuk membantu pemantauan di wilayahnya masing-masing. Apabila terjadi bencana alam maka bisa segera dilaporkan dan dilakukan penanganan.

Ariyanto mengatakan, BPBD Sukoharjo sudah bersurat kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR), Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan camat se-Kabupaten Sukoharjo terkait permohonan pemotongan pohon dan dahan lebat.

Surat tersebut dikirim BPBD Sukoharjo menindaklanjuti informasi prakiraan cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tanggal 20 September 2024 bahwa awal musim hujan di Kabupaten Sukoharjo terjadi pada bulan Oktober 2024 dengan perkiraan durasi musim hujan terjadi selama 19-21 dasarian atau 6-7 bulan.

Baca Juga: Penemuan Mayat Laki-laki di Pinggir Ring Road Mlati Sleman, Polisi Selidiki Penyebabnya

Hal tersebut disebabkan oleh kondisi suhu muka laut di Indonesia yang saat ini terpantau cukup hangat.

Kondisi tersebut menyebabkan peningkatan potensi cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas sedang dan lebat yang disertai petir atau kilat dan angin kencang dibeberapa wilayah di Jawa Tengah termasuk Kabupaten Sukoharjo.

Sehubungan dengan hal tersebut untuk mengurangi risiko bencana alam akibat hujan dan angin kencang maka, BPBD Sukoharjo meminta kepada DPUPR, DLH dan camat se-Kabupaten Sukoharjo untuk melakukan pemotongan pohon dan dahan lebat yang berpotensi patah dan timbang disepanjang jalan di wilayah Kabupaten Sukoharjo sesuai kewenangan masing-masing.

BPBD Sukoharjo juga meminta kepada camat se-Kabupaten Sukoharjo agar mengimbau kepala desa dan masyarakat untuk melakukan pemangkasan pohon dan dahan lebat di wilayah kecamatan masing-masing. Diharapkan upaya yang dilakukan tersebut dapat meminimalisir terjadinya bencana alam dan korban.

"Pohon dengan kondisi membahayakan berupa dahan lebat atau terlalu miring atau menjorok ke jalan atau ke bangunan seperti rumah maka diprioritaskan ditangani berupa pemangkasan dahan atau pemotongan sebagai antisipasi tumbang terkena angin kencang. Sudah ada peringatan dari BMKG terkait kondisi cuaca ekstrem," lanjutnya. (*)

Halaman:

Tags

Terkini