bantul

Tim Pengabdian UNY gelar pelatihan batik dengan pewarna alam bagi remaja di Wijirejo Bantul

Rabu, 30 Oktober 2024 | 09:30 WIB
Rangkaian kegiatan pelatihan batik bagi remaja di Wijirejo Pandak Bantul. (Dok. Tim Pengabdian UNY)



HARIAN MERAPI- Wijirejo Pandak Bantul termasuk salah satu sentra batik di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Berbagai cara pun diterapkan agar para remaja di Wijirejo semangat menerjuni usaha batik.

Suatu langkah bijaksana, Tim Pengabdian Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) bersama dengan UKM setampat, Nonalia Batik menggelar pelatihan batik bagi remaja asal Wijirejo, baru-baru ini.

Kekhasan dalam rangkaian pelatihan, yakni lebih mengenalkan para remaja di Wijirejo dalam membatik menggunakan metode pewarnaan ramah lingkungan yang menggunakan bahan-bahan pewarna alami.

Baca Juga: Tomoro Coffee Jual 40 Juta Cup dalam Setahun, Gandeng Maudy Ayunda sebagai TOMORO Empowering Officer

Adapun Tim Pengabdian UNY tersebut terdiri dari Dr. Agung Utama, SE.,M.Si (Ketua) dan ditambah tiga anggota, yaitu Anita Mustikasari, M.T., M.B.A, M.Lies Endarwati, SE.,M.Si serta

Purwanti Widhy Hastuti, S.Pd.,M.Pd.

Menurut Agung, kegiatan bertajuk Pelatihan Batik Dengan Pewarna Alam: Melestarikan Warisan, Membangun Ekonomi Dalam Upaya Mengoptimalkan Potensi Lokal diharapkan mampu memberi banyak manfaat.

“Kami lebih banyak melibatkan remaja Wijirejo, antara lain sebagai upaya untuk tak hanya melestarikan warisan budaya, tetapi juga membangun ekonomi berbasis komunitas yang berkelanjutan,” ungkapnya.

Ditambahkan Agung, dengan metode pewarnaan alami tak hanya mempromosikan praktik ramah lingkungan dalam membatik, namun juga bisa memberikan nilai tambah pada produk batik.

Baca Juga: Heboh Kasus Pemerkosaan Kakak-Adik di Purworejo, Polisi Periksa 20 Saksi

Pasalnya, dengan pewarna alam, produk batik dapat tampil unik, memiliki nilai estetika tinggi dan diminati oleh pasar lokal maupun internasional yang semakin peduli pada produk ramah lingkungan.

Suatu hal disyukuri pula, partisipasi aktif serta semangatnya remaja asal Wijirejo dalam pelatihan tersebut diharapkan suatu saat dapat membangun kemandirian ekonomi mereka.

“Dengan menguasai keterampilan membatik dan memproduksi batik berkualitas tinggi, para remaja diharapkan bisa membuka usaha mandiri atau bergabung dalam kelompok usaha bersama yang didukung oleh komunitas desa,” urainya.

Dengan demikian, lanjut Agung, akan dapat menjadi langkah penting sebagai usaha mengurangi angka pengangguran di Indonesia, serta upaya menciptakan lapangan kerja baru.

Halaman:

Tags

Terkini

Pengangguran Curi Motor Mahasiswa di Warung Kopi

Rabu, 3 Desember 2025 | 08:00 WIB